Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
UNIVERSITAS Islam Bandung (Unisba) menjadi tuan rumah kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kualitas Penulisan Proposal Program Kosabangsa serta Sosialisasi Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tahun Anggaran 2025.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dengan Unisba, diselenggarakan di Aula Utama Unisba pada Kamis, 19 Juni 2025.
Melalui keterangannya,Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., mengutarakan peluncuran program ini merupakan tonggak penting dalam memperkuat ekosistem riset dan pengabdian masyarakat yang kolaboratif, relevan, dan berdampak nyata.
Ia menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki tiga tugas utama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, program penelitian dan pengabdian harus diarahkan untuk menjawab kebutuhan bangsa serta mendukung pencapaian Asta Cita dan Visi Indonesia Emas 2045.
Program Kosabangsa, menurutnya, adalah bentuk transformasi sosial dari bawah yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem perubahan. Sementara itu, Program Mahasiswa Berdampak mendorong kepemimpinan dan empati sosial mahasiswa sebagai aktor utama pembangunan.
“Mahasiswa Berdampak adalah pengjawantahan dari tanggung jawab intelektual mahasiswa sebagai pelaku perubahan di masyarakat, sekaligus membangun karakter calon pemimpin bangsa,” ujarnya.
Rektor juga menekankan pentingnya pengembangan nalar dan bakat mahasiswa agar mereka tidak hanya menjadi "mahasiswa kupu-kupu", tetapi turut merespons dinamika dan kebutuhan masyarakat.
Harapannya, Bimtek ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan nalar ilmiah mereka dengan baik, yang pada akhirnya berguna bagi pengembangan ilmu untuk kebaikan masyarakat.
Dalam kesempatan sama Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. Lukman, S.T., M.Hum., menyampaikan harapannya program Kampus Berdampak ini lahir secercah harapan untuk memperluas jangkauan dan dampaknya. "Terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang telah memberikan dukungan melalui Program Kosabangsa dan Kampus Berdampak. Kami berharap kepada pimpinan perguruan tinggi untuk terus menggelorakan semangat ini. Indonesia adalah negeri gemah ripah loh jinawi dengan sumber daya alam yang luar biasa. Mari kita bangun negeri ini dengan hal-hal sederhana," ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengembangan ekonomi sirkular berbasis teknologi sederhana yang dapat langsung diterapkan di tengah masyarakat. “Semoga dengan panduan penulisan ini, peserta dimudahkan dalam mendapatkan dana hibah. Kami mohon agar dana hibah ini tidak mengalami pemotongan dan digunakan secara akuntabel, agar program dapat terlaksana dengan baik. Kami dari LLDIKTI Wilayah IV akan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku,” tambahnya.
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Prof. Apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa Bimtek ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga strategis dalam konteks penguatan kapasitas dosen dan mahasiswa melalui Program Kosabangsa dan Program Mahasiswa Berdampak.
“Kami menilai Program Kosabangsa merupakan salah satu program yang paling berhasil. Sosialisasi telah kami lakukan di NTT, Surabaya, Surakarta, dan kini di Bandung. Dengan melibatkan aktor-aktor kunci dari LLDIKTI Wilayah IV, kami berharap program ini disambut baik, dibuktikan dengan meningkatnya jumlah dan kualitas usulan proposal,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Program Kosabangsa menjembatani hasil riset kampus dengan kebutuhan nyata masyarakat, sehingga kampus tidak lagi menjadi menara gading yang terputus dari realitas sosial.
“Melalui Program Mahasiswa Berdampak, mahasiswa diposisikan sebagai subjek perubahan, bukan sekadar objek. Mereka adalah pemikir, pemimpin, dan penggerak, terutama di era disrupsi saat ini,” lanjutnya.
Mahasiswa, katanya, merupakan elemen paling strategis karena mereka terekspos oleh pengetahuan dan teknologi terkini. Di tengah masyarakat yang disibukkan oleh kebutuhan sehari-hari, mahasiswa hadir sebagai penyambung literasi di berbagai bidang, mulai dari sosial, ekonomi, kesehatan, budaya, hingga iptek.
“Kami ingin menunjukkan kerja kolaboratif antara perguruan tinggi, dosen, BEM, dan masyarakat bisa menjadi solusi yang kontekstual dan berkelanjutan. Mari kita jaga semangat ini dan kobarkan Kosabangsa serta Mahasiswa Berdampak demi Indonesia yang lebih adil dan sejahtera,” tutupnya.
Program Kosabangsa atau Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat merupakan salah satu instrumen strategis yang memberikan ruang bagi dosen dan mahasiswa untuk berkontribusi menjawab permasalahan sosial melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis keilmuan.
Melalui agenda Bimtek ini, dosen diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dalam merancang proposal yang unggul secara substansi dan selaras dengan arah kebijakan program. Sementara itu, Program Mahasiswa Berdampak menjadi wadah bagi mahasiswa untuk tampil sebagai agen perubahan sosial yang kritis dan solutif.
Kegiatan ini diikuti peserta dari 83 perguruan tinggi negeri dan swasta di wilayah Jawa Barat dan Banten, terdiri atas dosen Kosabangsa, dosen pendamping BEM, serta ketua dan pengurus BEM. Acara ini terbagi ke dalam tiga sesi diskusi panel, yaitu satu sesi membahas Program Mahasiswa Berdampak oleh BEM, serta dua sesi lainnya membahas Program Kosabangsa.(H-2)
UNIVERSITAS Siber Asia (UNSIA) masuk sebagai 100 besar universitas terdepan dalam bidang inovasi di dunia dalam daftar The World University Rankings for Innovation (WURI) 2025.
Magister Data Sains Universitas Mercu Buana merupakan program unggulan yang adaptif terhadap disrupsi digital dan relevan terhadap kebutuhan industri.
WAKIL Rektor Bidang Mutu dan Kerja Sama Universitas Paramadina, Iin Mayasari, mengatakan bahwa perguruan tinggi sedang mengalami tekanan yang cukup tinggi karena tuntutan untuk publikasi.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Program ini mengedepankan pembelajaran berbasis pada pengalaman lewat proyek nyata mitra industri serta lembaga.
SEKITAR 100 akademisi berkumpul dalam satu inisiatif untuk menembus dominasi publikasi ilmiah internasional di Tangerang pada 21-22 Juni 2025.
Rektor menekankan bahwa Guru Besar tidak boleh menjadi “pertapa” tetapi justru sebaiknya, mereka harus tetap bergaul dan membumi serta terlibat dalam berbagai kegiatan akademik.
Wisuda merupakan momentum yang tepat untuk melakukan perenungan, khususnya tentang kiprah intelektual sesuai profesi akademik.
Unisba harus mampu memiliki sumber daya yang signifikan untuk menyediakan layanan pendidikan terbaik bagi mahasiswa, sehingga Unisba akan tetap merupakan rujukan utama.
Sejak 2017 sampai dengan 2024, Unisba telah melahirkan 13 guru besar dalam berbagai bidang.
SIVITAS akademika Universitas Islam Bandung mendeklarasikan 11 butir pernyataan Satukan Tekad Selamatkan Demokrasi, Senin (5/2), dalam merespons kebijakan dan perilaku Presiden.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved