Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Pada 2045, Ada 65,82 juta jiwa Lansia di Indonesia

M Iqbal Al Machmudi
01/6/2025 19:14
Pada 2045, Ada 65,82 juta jiwa Lansia di Indonesia
Ilustrasi.(FREEPIK.COM)

SAAT ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam era penuaan penduduk, di mana jumlah lanjut usia (lansia) terus meningkat. 

Lansia adalah singkatan dari 'lanjut usia'. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lanjut usia berarti sudah berumur tua atau sudah memasuki masa tua. Lansia umumnya didefinisikan sebagai orang dengan usia 60 tahun ke atas. 

Menurut Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024, lansia di Indonesia mencapai sekitar 12% dari total populasi, dan diproyeksikan bahwa pada 2045, jumlah lansia akan mencapai 20,31% dari total populasi, atau sekitar 65,82 juta jiwa. 

Tren ini menunjukkan bahwa Indonesia telah memasuki fase ageing population, di mana proporsi penduduk lansia terus meningkat seiring dengan naiknya angka harapan hidup. "Mayoritas lansia di Indonesia dirawat oleh anggota keluarga mereka sendiri," kata Imran saat dihubungi, kemarin.

Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sekitar 80,8% pengasuh lansia adalah anggota keluarga terdekat, seperti anak, cucu, atau keponakan. Data SILANI Bappenas tahun 2020 menunjukkan bahwa 79% pengasuh lansia di Indonesia adalah anggota keluarga.

Menurut Imran, pendekatan berbasis keluarga menjadi sangat penting, terutama karena banyak lansia yang lebih memilih tinggal bersama keluarga mereka dibandingkan di fasilitas perawatan. 

Merawat lansia terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang serius, dapat menyebabkan stres emosional bagi anggota keluarga. Perasaan cemas, lelah, dan bahkan frustrasi sering kali muncul.

MASALAH KESEHATAN 
Imran mengatakan lansia di Indonesia menghadapi berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Berdasarkan Riskesdas 2018 mencatat prevalensi hipertensi pada lansia mencapai 69,5%, diabetes melitus sebesar 6,29%. Sementara itu, prevalensi alzheimer di Indonesia terus meningkat. 

Berdasarkan data dari Alzheimer Indonesia, pada 2016 terdapat sekitar 1,2 juta orang yang hidup dengan demensia, termasuk Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta orang pada 2030 dan mencapai 4 juta orang pada 2050. "Pada lansia juga terjadi penurunan fungsi sensorik antara lain gangguan pendengaran, penglihatan, hingga gangguan penciuman dan perasa," kata Imran.

LANSIA BUKAN BEBAN
Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan negara terus hadir bagi para lansia dalam rangka perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025 di Jember, Jawa Timur, Sabtu (31/5). Pada kesempatan itu, Gus Ipul menyapa para lansia yang mengikuti isbat nikah untuk mempermudah mereka mendapatkan berbagai program bantuan dari negara.

"Ibu/bapak yang lagi mantenan (nikahan) baru, sekarang dirayakan. Alhamdulillah sekarang punya surat nikah dan secara administratif tercatat. Kalau ada bantuan, mudah-mudahan bisa dapat kalau memenuhi kriteria," kata Gus Ipul dalam keterangan resmi di Jakarta, kemarin.

Dalam kunjungannya, Mensos juga menegaskan bahwa lansia bukanlah beban. Negara perlu terus hadir untuk memberikan program-program sosial lansia yang berbasis data. "Kita tak ingin ada lansia tersesat dalam sistem. Lansia bukan beban bangsa," ujar dia. (H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya