Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Bus Antar Jemput Sekitar Masjidil Haram Berhenti Beroperasi, Jemaah Aceh diharapkan Fokus Puncak Haji Armuzna

Amiruddin Abdullah Reubee
31/5/2025 22:10
Bus Antar Jemput Sekitar Masjidil Haram Berhenti Beroperasi, Jemaah Aceh diharapkan Fokus Puncak Haji Armuzna
Petugas Haji Indonesia asal Kabupaten Pidie, Teungku Jarjani atau akrab dipanggil Abiya Utue sedang membantu jemaah dengan mendorong kursi roda.(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

JEMAAH calon haji Aceh sekarang sudah tiba di Arab Saudi gunana menunaikan rukun Islam ke-5. Sebanyak 4.378 jemaah asal provinsi paling barat Indonesia itu berkonsentrasi Kota Mekah. 

Beberapa hari lalu di Mekah, mereka melakukan berbagai kegiatan ibadah seperti thawaf, sa'i dan salat berjemaah di Masjidil Haram. Beberapa hari lalu umumnya malukan haji thamatu'k, ifrad dan amalan sunnah. 

Petugas Haji Indonesia asal Kabupaten Pidie, Teungku Jarjani, kepada Media Indonesia, Sabtu (31/5) mengatakan, menjelang puncak haji 9 Zulhijjah 1446 H atau Hari Arafah bertepatan Jumat 5 Mei 2025 M, seluruh jemaah mulai mempersiapkan diri. 

Mereka harus membatasi pergerakan di luar alam terbuka yang kondisi sekarang sedang ekstrem panas. Suhu udara mencapai 43 hingga 50 derajat celcius merupakan sangat berat dihadapi jemaah Indonesia.  Karena itu, menurut Teungku Jarjani, para jemaah dihimbau tetap di hotel tempat penginapan masing-masing. Tidak memaksa diri pergi ke Masjidil, harap atau lokasi lain yang jauh dari tempat tinggal. 

Sekitar 27 unit bus Shalawat yang dipersiapkan untuk antar jemput jemaah, kini telah berhenti operasi. Baru aktif lagi hingga hari tasyrik.

Jujuannya agar tidak terjadi kemacetan di tengah membludaknya jemaah di Masjidil Haram dan sekitarnya. Itu dilakukan setelah koordinasi pihak penyelenggara haji di Arab Saudi. 

Himbauan mengurang pergerakan jemaah diluar hotel bersamaan kondisi suhhuk ekstrim 43 derajat celcius itu, guna menghindari para jemaah kelemahan fisik memaksa diri naik bus menuju Masjidil haram.

"Kecuali orang-orang yang kekuatan fisiknya luar biasa mungkin sanggup ke Masjidil Haram. Kalau bukan jalan kaki, mungkin naik taksi secara mandiri," tutur Teungku Jarjani yang akrab dipanggil Abiya Utue tersebut. 

Menurut Pimpinan Dayah (Pesantren) Sirajul Huda Utue, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie itu, lokasi penginapan jemaah Aceh berjarak berkisar 1 hingga 2 Km (Kilometer) dari Masjidil Haram. Masing-masing adalah di Hotel no 910. Al zayir Al Akhyar. Kloter 7.8.9.
No 909 Abeer Alfadila. kloter 4.5. 6. Dan No 908 Awkaf Almufti kloter 1.2.3.10.

"Himbauan pembatasan aktivitas menjelang puncak haji ini adalah untuk persiapan fisik atau mengumpulkan energi menghadapi puncak haji Armuzna (Arafah, Muzdhalifah, Mina). Ini sudah diatur cukup bagus," tambah Abiya Utue. 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie, H Abdullah AR, melalui Media Indonesia menghimbau kepada seluruh jemaah Aceh khususnya Pidie supaya mengindahkan aturan dan ketentuan dari penyelenggara haji. Fokuskan dulu untuk persiapan hari H Armuzna. 

Pasalnya ibadah puncak itu tidak bisa di ulang dan mustahil dulur waktu. Ini adalah tujuan haji yang harus di utamakan dari pada mengejar ibadah sunat. 

Untuk melaksanakan salat jemaah selama persiapan menjelang wukuf tidak di utamakan harus di Masjidil haram. Bila tidak sanggup salat saja di hotel atau masjid-masjid sekitar penginapan.  "Karena puncak haji adalah wukuf di Arafah, mabit atau bermalam di Muzdhalifah dan melontar tiga jumrah di Muna. Kalau di tiga lokasi Armuzna ini gagal tentu tidak sempurnalah ruh-ruh haji kita," jelas Doktor Bidang Ilmu Pendidikan UIN Ar-raniry, Banda Aceh yang juga suami Nur Ainun tersebut. (H-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya