Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SJM Resorts kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian warisan budaya Makau yang kaya, sambil mengembangkan lanskap yang dinamis dan multikultural, dengan menghadirkan Grand Lisboa Palace Art Gallery yang terletak di Lantai 2 Grand Lisboa Palace Resort Macau.
Galeri ini menjadi ruang kreatif permanen yang bertujuan untuk memperkaya ekosistem budaya kota, memperkuat identitas multikultural, serta menyuarakan cerita-cerita khas Makau melalui seni kontemporer.
Acara peresmian galeri digelar pekan lalu dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk perwakilan dari Pemerintah Makau, dunia seni dan budaya, perwakilan bisnis, media, Pansy Ho, Director of Sociedade de Turismo e Diversões de Macau (STDM), serta jajaran pimpinan SJM seperti, dan Timothy Fok, Chairman of the Board of Directors SJM, dan Daisy Ho, Managing Director SJM.
Daisy Ho dalam sambutannya menyatakan, “Grand Lisboa Palace Art Gallery mewujudkan komitmen SJM dalam ‘Membentuk Pariwisata Melalui Kegiatan Budaya, dan Mempromosikan Budaya Lewat Pariwisata.’ Melalui pameran perdana bertajuk ‘The Lisboa, Stories of Macau’, kami menciptakan sebuah platform budaya yang inklusif untuk merawat kekuatan budaya (soft power) dan memperkuat keterhubungan publik terhadap warisan kota—menuturkan kisah Macau melalui perspektif kami. Galeri ini juga menjadi ruang kolaboratif bagi para talenta kreatif lokal untuk mendorong perkembangan yang lebih beragam dan berkualitas tinggi dalam lanskap budaya dan industri kreatif.”
Pameran perdana bertajuk The Lisboa, Stories of Macau menjadi pembuka galeri ini yang mengajak pengunjung menelusuri kisah Makau selama lebih dari 500 tahun—dari masa kejayaan perdagangan di era Dinasti Ming dan Qing, masa kolonial Portugis, hingga Makau modern yang dinamis seperti saat ini.
Pameran dibuka dengan film panorama 180 derajat berdurasi 5 menit yang menggambarkan perjalanan sejarah Makau—dari masa kejayaannya sebagai pelabuhan dagang Dinasti Ming, masa kolonial Portugis, hingga perkembangannya setelah kembali ke Tiongkok.
Film ini diselingi simbol naga, yang merepresentasikan semangat “keturunan naga” di Makau. Di dalam ruang utama, pengunjung disambut perahu naga emas yang menandai kekayaan budaya dan kisah maritim kota.
Perjalanan berlanjut ke delapan zona tematik yang menampilkan berbagai sisi masa lalu, masa kini, dan masa depan Makau—termasuk kuil bersejarah, hotel ikonik, situs warisan, serta simbol kehidupan masyarakat lokal.
Setiap zona dirancang untuk menghadirkan pengalaman yang imersif, dengan narasi personal, multimedia interaktif, dan peta digital yang menyoroti lebih dari 30 landmark serta 50 kisah tersembunyi.
Melalui delapan zona tematik dan instalasi inovatif—mulai dari proyeksi digital, permainan interaktif, hingga teknologi pengenalan suara berbasis AI—pengunjung diajak menelusuri sejarah, budaya, dan dinamika kehidupan Makau dari sudut pandang yang hangat dan manusiawi: dari pengusaha dan seniman, hingga pengemudi becak dan pelajar.
Salah satu daya tarik utama adalah The Lisboa Collection, ruang pamer khusus yang menampilkan koleksi seni istimewa dan langka. Pameran perdana bertajuk Chinese Treasure: Qing Dynasty Court Art memamerkan karya seni dari koleksi SJM dan STDM, seperti singgasana kaisar Kangxi, mangkuk porselen halus, dan wadah dupa giok yang diukir dengan detail tinggi—semuanya menjadi simbol kemegahan warisan Tiongkok.
Grand Lisboa Palace Art Gallery menghadirkan toko suvenir yang menampilkan produk bertema Makau hasil kolaborasi dengan seniman lokal dan merek kreatif independen.
Toko ini juga menyuguhkan koleksi buku seni kontemporer dari penerbit global TASCHEN, mencakup seni visual, desain, arsitektur, mode, dan budaya pop.
Selain itu, galeri ini memiliki ruang kreatif khusus yang terbuka bagi seniman dan organisasi budaya internasional untuk menggelar pameran dan program seni. Ruang ini menjadi platform penting bagi pengembangan seni lokal dan pertukaran budaya lintas negara.
Lewat kurasi yang imersif dan narasi yang kuat, The Lisboa, Stories of Macau menggambarkan evolusi budaya Makau secara mendalam. Pameran ini memperkuat koneksi masyarakat dengan warisan budayanya, mendorong generasi muda untuk bangga dan melanjutkan tradisi, serta memperluas jangkauan budaya Makau ke ranah global. (Z-1)
Makau merupakan kota dengan perpaduan untuk tiga budaya, Eropa, Tiongkok, dan Portugis.
GREATER Bay Area yang mencakup Guangdong-Hong Kong-Macao ialah wilayah teluk terbesar dan paling pesat perkembangannya di dunia.
Pengembangan Kawasan Teluk Besar (Greater Bay Area/GBA) bisa membuka peluang lebih besar bagi Tiongkok untuk mempererat kerja sama dengan Indonesia.
Menteri Ketenagakerjaan Indonesia, Ida Fauziyah, bertemu dengan Chief Executive of Macau, Ho Iat Seng, di Makau untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang ketenagakerjaan.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, melakukan sosialisasi program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Makau untuk para pekerja migran Indonesia.
Pameran ini diadakan di Lapangan Banteng dengan slogan Life Well with How Well, yang bertujuan untuk mendorong setiap orang agar dapat meraih kualitas hidup yang lebih baik melalui kesehatan.
Kehadiran di Eurobike 2025 juga tidak hanya memperkuat visibilitas brand, tetapi juga membuka peluang kolaborasi baru pada ranah business to business (B2B).
Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk terus mempromosikan peluang untuk pengembangan usaha perkebunan khususnya sawit.
PAMERAN terbesar dan paling lengkap di Indonesia dalam bidang material bangunan, arsitektur, dan desain interior—IndoBuildTech Expo 2025 – Part 1—resmi dibuka 2 Juli
Studio Folio bukan sekadar platform pameran, tetapi sebuah ekosistem terbuka tempat kolaborasi, diskusi, dan pertukaran ide terjadi secara aktif.
Pameran ini menjadi debut pertama Iurum di Indonesia, sekaligus pameran tunggalnya yang ke-10 secara global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved