Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mondosiyo, Sebuah Tradisi Unik Lempar Ayam di Dusun Pancot yang Dikangeni Pelancong

Widjajadi
13/5/2025 20:40
Mondosiyo, Sebuah Tradisi Unik Lempar Ayam di Dusun Pancot yang Dikangeni Pelancong
Suasana rebutan ayam di atas pendopo Pancot yang dinanti ratusan warga dan pelancong di prosesi tradisi Mondosiyo(MI/WIDJAJADI)

HUJAN tidak menghalangi ratusan warga Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, untuk berebut ayam dalam prosesi tradisi Mondosiyo, Selasa sore (13/5/2025).

Mondosiyo merupakan tradisi khas yang hanya ada di Dusun Pancot, Desa Kalisoro. Arti mondosiyo sendiri adalah nama wuku atau penanggalan Jawa. Keberadaannya menjadi urutan ke-14 dari 30 wuku penanggalan Jawa dan menjadi penanda lahirnya Dusun Pancot 

Perayaan tradisi Mondosiyo atau tradisi lempar ayam itu sudah berlangsung turun temurun, sejak ratusan tahun silam. Foklore atau cerita rakyat yang diyakini sebagai kisah pertempuran  antara  Pangeran Putut Tetuko melawan raja kanibal, Prabu Boko.

Kekalahan raksasa Prabu Boko, dengan cara kepala diinjak atau dipancot, untuk kemudian dilempar atau dibenturkan ke batu gilang.  Konon kejadian itulah yang menjadi momen tradisi Mondosiyo atau tradisi lempar ayam.

Setiap jatuh wuku Mondosiyo, warga Pancot selalu menggelar tradisi lempar ayam ke atas atap punden pendopo dusun, untuk diperebutkan warga dan juga pelancong yang datangm Ayam itu berasal dari warga yang bermunajad atau bernazar.

Kegiatan tradisi Mondosiyo selalu dimeriahkan dengan pertunjukkan sejumlah grup reog, yang menjadi kesenian asli warga Pancot. Suasana sangat meriah, dan puncaknya adalah prosesi rebutan ayam.

Upacara tradisi Mondosiyo ini diyakini mampu menghindarkan warga Pancot dari malapetaka seperti wabah penyakit atau hama tanaman yang susah ditanggulangi. 

Dan yang jelas, selama satu dekade terakhir ini, tradisi unik itu, menjadi satu diantara puluhan potensi kesenian milik Bumi Intan Pari yang diunggulkan sebagai kekuatan wisata budaya lereng Lawu.

Apalagi sejak ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda ( WBTB ) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2021, maka tradisi khas setiap tujuh bulan sekali atau tiap Selasa Kliwon Wuku Mondosiyo ini semakin menjadi perhatian khalayak luas, dan terutama pelancong. 

Dari tahun ke tahun, prosesi Mondosiyo semakin membuncah. " Sederhana, tapi unik dan selalu meriah. Rebutan ayam pada kegiatan tradisi Mondosiyo selalu dikangeni dan dinanti pelancong. Hujan bukan menjadi halangan," ungkap Hapsoro,pelancong dari Sragen yang ikut rebutan ayam di atap pendopo Pancot. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya