Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MASALAH ketidakteraturan susunan gigi atau maloklusi menjadi tantangan serius dalam tumbuh kembang anak. Data menunjukkan sekitar 30–60% anak usia tiga tahun mengalami maloklusi, yang jika tidak ditangani dengan tepat dapat berdampak pada fungsi bicara, makan, hingga kepercayaan diri anak di masa depan.
Dokter Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Aliyah, menegaskan pentingnya perhatian orang tua terhadap kondisi ini sejak dini.
"Maloklusi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan mengisap jari, penggunaan dot yang tidak sesuai, hingga faktor genetik. Oleh karena itu, langkah pencegahan harus dilakukan sedini mungkin, termasuk pemilihan produk perawatan yang tepat," ujar Aliyah.
Ketidakteraturan susunan gigi bukan hanya berdampak pada estetika, tetapi juga pada fungsi dasar anak sehari-hari. Anak yang mengalami masalah ini bisa kesulitan dalam mengunyah makanan, berbicara dengan jelas, dan dalam jangka panjang dapat mengalami gangguan percaya diri akibat ketidakseimbangan bentuk rahang atau posisi gigi.
Aliyah menambahkan, salah satu upaya sederhana yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan rongga mulut sejak bayi, serta menggunakan dot orthodontic yang mendukung pertumbuhan rahang dan gigi secara alami.
"Pemilihan dot yang tepat berperan penting untuk mencegah kondisi seperti overbite atau underbite, yang seringkali baru terdeteksi saat anak beranjak besar," jelasnya.
Memahami pentingnya pencegahan dini, Baby HUKI melalui kegiatan edukasi Playdate berupaya mengajak orang tua untuk lebih cermat dalam memilih produk bayi. Baby HUKI memperkenalkan rangkaian produk seperti dot orthodontic yang telah teruji klinis dan infant toothbrush untuk membersihkan gigi serta gusi bayi dengan aman.
Marketing Manager Baby HUKI, Elisabeth Irene, menyampaikan bahwa Baby HUKI hadir bukan hanya untuk menyediakan produk perawatan harian, tetapi juga untuk memperkuat kesadaran orang tua tentang pentingnya stimulasi emosional dan perawatan fisik secara bersamaan.
"Perawatan anak bukan hanya tentang fungsionalitas produk, tetapi juga tentang bagaimana setiap interaksi kecil menjadi bentuk cinta dan dukungan terhadap tumbuh kembang mereka," ujar Elisabeth.
Melalui pendekatan ini, Baby HUKI menegaskan komitmennya untuk menjadi sahabat keluarga Indonesia dalam menjaga kesehatan si kecil dari usia paling dini, sekaligus memperkuat ikatan emosional yang mendukung tumbuh kembang optimal.
Federation Dental International dan WHO menargetkan anak usia 5-6 tahun setidaknya 50% di antaranya harus bebas dari karies gigi di setiap negara.
Tanpa disadari, kandungan gula yang tinggi dalam asupan harian dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama pada gigi.
Tak jarang anak yang harus pakai behel karena kondisi gigi anak yang tidak rapi atau gigitan yang tidak ideal atau dikenal dengan maloklusi.
Sejak saat masih menjadi embrio, pembentukan gigi maupun rahang anak memiliki peluang sebesar 50:50 untuk mengikuti bentuk yang diturunkan oleh ayah maupun sang ibu.
MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan masalah kesehatan gigi anak dan karies gigi paling banyak ditemukan pada kelompok anak pra sekolah atau anak usia dini di jenjang PAUD.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved