Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
DISFONIA dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) ternyata memiliki hubungan yang signifikan. Pasalnya keduanya dapat mempengaruhi kesehatan suara dan sistem pernapasan.
Disfonia terjadi ketika suara terdengar kasar, serak, atau terengah-engah, yang sering disebabkan iritasi pada pita suara. Salah satu penyebab umum iritasi ini adalah refluks asam lambung, yang merupakan gejala dari GERD. Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, ia dapat mencapai laring dan mengiritasi pita suara, menyebabkan perubahan suara dan disfonia.
Selain itu, gejala GERD seperti heartburn dan rasa terbakar di dada sering kali diperburuk saat berbaring atau membungkuk, yang dapat memperparah iritasi tenggorokan dan pita suara.
Dengan demikian, individu yang mengalami GERD berisiko lebih tinggi mengalami disfonia. Pasalnya asam lambung yang naik dapat merusak lapisan pelindung tenggorokan dan pita suara, menghasilkan suara yang tidak normal dan ketidaknyamanan saat berbicara.
Gejala utama disfonia meliputi suara yang terdengar serak dan kasar, serta perubahan dalam volume suara yang bisa jadi lebih lembut atau lebih keras dari biasanya. Selain itu, kondisi ini sering disertai gejala lain, seperti batuk, tenggorokan gatal, dan nyeri tenggorokan.
Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika disfonia disertai dengan gejala berikut:
Meskipun disfonia sering kali sulit dicegah karena terkait dengan kondisi medis tertentu, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risikonya. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memastikan asupan air putih yang cukup.
(Siloam Hospital/Z-2)
Penyakit asam lambung atau GERD bisa menyerang siapa saja dan sering disalahartikan sebagai serangan jantung. Kenali gejala, penyebab, dan cara efektif mengatasinya.
Tidur miring ke kiri ternyata menjadi posisi yang baik bagi orang-orang dengan penyakit gastroesophageal reflux, atau GERD.
Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, dan mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18).
GERD adalah gangguan lambung kronis yang sering dianggap remeh, padahal bisa memicu komplikasi serius.Prosedur gastroskopi menjadi metode diagnosis yang sangat dianjurkan.
Mengatur pola makan terutama bagi pengidap diabetes, hipertensi, maag, GERD sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi yang dapat ditimbulkan dari masing-masing penyakit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved