Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PENGOBATAN penyakit asam lambung memasuki babak baru dengan hadirnya tiga obat golongan Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB): Fexuprazan, Vonoprazan, dan Tegoprazan. Obat ini menawarkan efek kerja lebih cepat dan durasi lebih lama dibanding terapi sebelumnya.
Dalam Daewoong Media Dialogue di Jakarta (14/8), para pakar menegaskan P-CAB menjadi terobosan penting dalam penanganan Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd). Ketua PB Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, Ari Fahrial Syam, menjelaskan bahwa P-CAB bekerja berbeda dari Proton Pump Inhibitor (PPI).
“P-CAB menghambat produksi asam lambung lebih cepat, efeknya tahan lama, dan tidak bergantung pada waktu makan. Pagi, siang, atau malam tetap efektif 24 jam,” ujar Prof. Ari.
Uji klinis di tiga rumah sakit di Jakarta menunjukkan Fexuprazan mampu meredakan gejala hingga lima hari lebih cepat dibanding PPI, sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien. Keunggulan lain, P-CAB tidak terpengaruh faktor genetik yang memengaruhi metabolisme obat, sehingga dosisnya relatif seragam untuk semua pasien.
Ari mengingatkan, keberhasilan terapi tetap memerlukan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, menghindari alkohol, dan mengurangi konsumsi makanan berlemak, cokelat, keju, kopi, serta minuman bersoda.
Daewoong Pharmaceutical menggandeng pakar Indonesia untuk memastikan Fexuprazan sesuai karakteristik pasien lokal. Menurut Chief Medical Officer PT Daewoong Pharmaceutical Indonesia, Stella Melisa, peluncuran ini bagian dari strategi global mendorong inovasi klinis.
“P-CAB menawarkan onset kerja cepat, durasi stabil, dan tidak bergantung makanan,menjadikannya solusi masa depan untuk terapi Gerd,” ujar dr. Stella.
Dengan hadirnya Vonoprazan, Tegoprazan, dan Fexuprazan yang menunggu izin edar, pasien Gerd di Indonesia kini memiliki lebih banyak pilihan terapi modern. Para ahli berharap inovasi ini dapat menekan angka keluhan dan mencegah komplikasi akibat penanganan terlambat. (Z-10)
Nyeri dada sering kali dikira sebagai gejala asam lambung naik (GERD). Padahal, bisa jadi itu tanda awal serangan jantung koroner. Meski gejalanya serupa, risikonya sangat berbeda.
LINITIS plastica jarang terdengar di telinga masyarakat awam. Hal itu karena penyakit ini merupakan kanker lambung yang masih tergolong jinak namun dalam kategori langka.
Penyakit asam lambung atau GERD bisa menyerang siapa saja dan sering disalahartikan sebagai serangan jantung. Kenali gejala, penyebab, dan cara efektif mengatasinya.
Tidur miring ke kiri ternyata menjadi posisi yang baik bagi orang-orang dengan penyakit gastroesophageal reflux, atau GERD.
Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, dan mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved