Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
CUACA buruk di Observatorium Bosscha Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (28/2) sore, menghambat pengamatan Hilal untuk menentukan 1 Ramadan 1446 Hijriah.
Sejak siang, langit di wilayah Bandung dan Lembang tertutup awan tebal. Bahkan beberapa jam jelang bulan terbenam, turun hujan yang menyebabkan teleskop tak memungkinkan mengamati bulan sabit muda pertanda beralihnya bulan Sya'ban ke bulan Ramadhan.
Peneliti Observatorium Bosscha, Agus Triono mengakui, kondisi cuaca saat pengamatan tidak mendukung karena mendung hingga turun hujan. Sampai pukul 17.39 WIB, tim peneliti belum mendapatkan data pengamatan hilal.
"Kalau mengacu kepada instrumen belum ada data yang bisa kami tunjukkan, kita tidak bisa merekam apapun, belum terlihat," ungkapnya.
Meski hilal tidak akan terlihat, pihaknya tetap melakukan rangkaian pengamatan hingga pukul 18.29 WIB. Apapun hasilnya akan diserahkan kepada Kementerian Agama.
"Jadi apapun hasilnya dari tim Bosscha akan melaporkan ke sidang isbat, kami bukan penentu, kami hanya salah satu titik pengamatan yang menyediakan data, nanti didiskusikan sidang isbat," jelasnya.
Ia mengatakan, Observatorium Bosscha menjadi salah satu pihak rujukan penetapan awal bulan Hijriah, termasuk Ramadhan bagi Kementrian Agama dan masyarakat umum.
Di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal bulan Hijriah seperti Ramadan ialah pemerintah melalui Kementerian Agama melalui proses sidang Isbat pada l 28 Februari 2025.
"Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat," jelasnya. (H-4)
Pemantauan hilal 1 Syawal 1446 Hijriah di Observatorium Bosscha Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (29/3) sore, hilal gagal terlihat
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah masih berlangsung dengan ketinggian 1,25-3,5 meter sehingga cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Gelombang tinggi hingga 4 meter juga masih berlangsung di perairan selatan dan ketinggian 2,5 meter di perairan Karimunjawa bagian timur.
Gelombang tinggi disertai angin kencang di perairan pantai selatan Cianjur dilaporkan terjadi sejak Senin (28/7).
Rentetan hujan deras terbaru telah menewaskan 30 orang di Beijing hingga Senin tengah malam dan memaksa 80 ribu lebih jiwa direlokasi.
Pemerintah di Thailand dan Vietnam bersiap menghadapi dampak Topan Wipha dengan mengerahkan berbagai perangkat tanggap darurat dan bencana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved