Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
WAYANG Golek adalah salah satu bentuk kesenian wayang khas Sunda atau Jawa Barat yang menggunakan boneka kayu tiga dimensi sebagai tokoh cerita.
Pertunjukan ini dimainkan oleh seorang dalang yang menggerakkan wayang serta menyuarakan karakter-karakter dalam cerita, diiringi oleh musik gamelan dan sindén atau penyanyi pengiring.
Sedangkan Wayang Kulit adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional Indonesia yang menggunakan bayangan tokoh-tokoh yang diproyeksikan melalui layar.
Dalam pertunjukan ini, boneka yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau dipotong dan dihias, kemudian digerakkan oleh seorang dalang yang juga mengisi suara untuk setiap karakter dalam cerita. Wayang Kulit sering dipentaskan dengan iringan musik gamelan.
Wayang Golek | Wayang Kulit |
1. Kayu: Kayu adalah bahan utama dalam pembuatan wayang golek.
|
1. Kulit Sapi atau Kambing: Kulit Hewan (Sapi/Kambing)
|
2. Cat dan Pewarna: Cat digunakan untuk memberikan warna pada wayang golek.
|
2. Cat dan Pewarna: Pewarna dan Cat
|
3. Kain: Kain digunakan untuk pakaian tokoh wayang golek.
|
3. Pahat dan Alat Ukir: Alat Ukir
|
4. Bambu atau Kayu Tipis: Bambu atau kayu tipis digunakan untuk bagian pegangan.
|
4. Kayu atau Bambu (Untuk Pegangan): Bambu atau Kayu
|
5. Kawat dan Benang: Kawat atau benang digunakan untuk menghubungkan bagian tubuh wayang golek.
|
5. Benang atau Kawat: Benang atau Kawat
|
6. Kulit atau Kain Tipis (untuk Wajah dan Detail Lainnya): Kulit atau kain tipis digunakan untuk detail wajah atau aksesoris kecil lainnya.
|
6. Lembar Plastik atau Kertas (Untuk Pembuatan Latar): Latar dan Layar
|
7. Peralatan Ukir: Peralatan ukir digunakan untuk memahat dan membentuk kayu.
|
Wayang Golek | Wayang Kulit |
1. Peran Dalang: Dalang adalah kunci utama dalam pementasan wayang golek.
|
1. Peran Dalang: Dalang (Pencerita)
|
2. Teknik Pengaturan Panggung: Pengaturan panggung juga sangat penting dalam pementasan wayang golek.
|
2. Proyeksi Bayangan di Layar: Layar dan Pencahayaan
|
3. Teknik Musik: Iringan Musik Gamelan
|
3. Musik Gamelan sebagai Iringan: Musik Gamelan
|
4. Teknik Gerakan Wayang: Gerakan Wayang
|
4. Interaksi dengan Penonton: Interaksi Dalang dengan Penonton
|
5. Teknik Penceritaan (Narasi): Narasi dan Dialog
|
5. Struktur Cerita dan Durasi Pementasan: Cerita dan Naskah
|
6. Teknik Penataan Karakter: Karakterisasi dalam Wayang Golek
|
6. Pemanfaatan Cahaya: Cahaya dalam Pementasan
|
7. Interaksi dengan Penonton: Interaksi dengan Penonton
|
7. Kostum dan Properti: Kostum Wayang
|
8. Teknik Improvisasi: Improvisasi oleh Dalang
|
Wayang Golek | Wayang Kulit |
1. Nilai Moral dan Etika: Pendidikan Moral
|
1. Nilai Moral dan Etika: Kebajikan, Kebenaran, dan Keadilan
|
2. Penghargaan terhadap Kearifan Lokal: Kearifan Lokal Sunda
|
2. Nilai Religius: Penghormatan terhadap Tuhan
|
3. Nilai Sosial dan Komunitas: Penghargaan terhadap Sosial dan Komunitas
|
3. Nilai Pendidikan: Pendidikan Karakter dan Kehidupan
|
4. Estetika dan Kreativitas: Estetika Seni dan Kreativitas
|
4. Nilai Sosial dan Budaya: Solidaritas Sosial dan Keharmonisan
|
5. Pelestarian Nilai Agama dan Spiritualitas: Pelestarian Nilai Agama
|
5. Nilai Estetika dan Seni: Keindahan dalam Seni Pertunjukan
|
6. Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air: Semangat Nasionalisme
|
6. Nilai Filosofis: Pemahaman tentang Hidup dan Alam Semesta
|
7. Tradisi dan Pelestarian Seni: Warisan Seni dan Tradisi
|
7. Nilai Tradisi dan Pelestarian Budaya: Warisan Budaya dan Identitas Bangsa
|
8. Nilai Filosofi Tentang Hidup dan Kematian: Makna Kehidupan dan Kematian
|
Wayang Golek dan Wayang Kulit adalah dua bentuk seni pertunjukan wayang yang sangat khas dari Indonesia, terutama Jawa. Meskipun keduanya berbagi tujuan yang sama dalam menyampaikan cerita dan pesan moral, terdapat perbedaan utama yang dapat dilihat dari bentuk, bahan, dan cara pementasannya.
Perbedaan wayang golek dan wayang kulit terletak pada bentuk, bahan, dan cara pementasan. Wayang kulit memiliki bentuk datar dan diproyeksikan pada layar, sementara wayang golek memiliki bentuk tiga dimensi dan dapat dilihat secara langsung. Keduanya memiliki nilai budaya yang tinggi, namun cara penyampaian cerita dan visualisasinya sangat berbeda, mencerminkan keragaman dalam tradisi wayang di Indonesia. (Z-12)
Di Desa Sukajaya, ternyata perajin wayang golek yang masih bertahan hanya Abah Masri, sementara dua perajin lainnya sudah gulung tikar, dengan alasan permasalahan permodalan.
Wayang golek biasanya dimainkan oleh seorang dalang, yang menggerakkan boneka sekaligus menyuarakan berbagai tokoh dalam cerita.
Wayang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Selain sebagai hiburan, wayang juga berfungsi sebagai media edukasi untuk menyampaikan pesan moral
KERESAHAN atas menukiknya pasar wayang golek di Indonesia mendorong Noro Ardanto menjalankan bisnis Lampu Runa. Perajin wayang golek yang terus dihantui sepi pesanan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved