Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dampak Parental Abduction pada Anak, Masalah Komunikasi hingga Kesehatan Mental yang Terganggu

Ihfa Firdausya
11/2/2025 17:34
Dampak Parental Abduction pada Anak, Masalah Komunikasi hingga Kesehatan Mental yang Terganggu
ilustrasi anak yang terganggu kesehatan mentalnya akibat aksi parental abduction.(Dok. Freepik)

KASUS parental abduction atau penculikan anak oleh orangtua bukan hal yang jarang terjadi. Dari waktu ke waktu kasus parental abduction kerap terjadi, saat salah satu orangtua yang kalah dalam sidang hak asuh anak tidak menerima putusan pengadilan. Hal itu tidak hanya bisa berdampak buruk pada orangtua, tetapi juga bagi anak.

Parental abduction adalah tindakan merebut anak dari pihak yang memenangkan sidang hak asuh anak di pengadilan. Tindakan merebut itu kerap dibarengi dengan upaya paksa untuk miliki hak asuh penuh dan melakukan pemisahan secara paksa anak dengan salah satu orangtua yang memenangkan hak asuh resmi.

Aksi penculikan anak oleh orangtua sebenarnya sudah ditetapkan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai tindak pidana. Namun, hingga saat ini implementasinya disebut masih jauh dari harapan.

Staf Advokasi Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Findawati Ahmad menyebut sejak 2021 sampai 2025 terdapat 104 kasus pemenuhan hak anak pascaperceraian. Sebanyak 46 kasus merupakan proses pengambilan anak secara paksa dari si pemegang hak asuh.

Ia menyebut yang sulit terkait parental abduction memang pada kasus-kasus untuk mengembalikan anak dari perkawinan campur yang dibawa keluar negeri.

"Kalau seandainya mereka berada dalam lingkup Indonesia, saya rasa LPAI itu mampu untuk memfasilitasi. Kalau sampai sudah ke luar dan si ibu ini susah untuk bertemu anak, susah untuk mengakses anak, atau anak ini kesulitan untuk mendapatkan pemenuhan hak dari si ibu karena dipaksakan oleh ayahnya, kami sih berharap supaya para pihak di sini terutama aparat penegak hukum supaya bersama-sama kita mulai aware tentang masalah ini," bebernya.

Ia mengatakan bahwa parental abduction atau penculikan anak oleh orangtua akan mempengaruhi kondisi anak. Dalam penelusuran beberapa anak yang bisa diakses oleh LPAI, ada masalah-masalah yang berkaitan dengan psikologi atau kesehatan mental anak.

Yang pertama, anak-anak jadi memiliki masalah komunikasi, terganggu kepercayaan diri, hingga memaksakan diri untuk menjadi dewasa.

"Kami pernah memiliki klien, anak ini baru berusia kurang lebih 5 tahun, tetapi dia harus memaksakan diri untuk dewasa. Karena di depan ayahnya dia mengatakan dia tidak mau sama ibunya. Tetapi ketika kami mengupayakan dia untuk berkomunikasi dengan si ibu, anak itu langsung menyampaikan bahwa dia merindukan ibunya," ujarnya.

"Berarti di sini kan ada pemaksaan atau ada brainwash dari salah satu orang tua untuk memperburuk anak ini pandangannya terhadap orang tua yang lain. Upaya pengambilan anak ini juga bisa berujung dengan mem-brainwash anak untuk membenci salah satu pihak. Itu sangat berdampak terhadap psikis anak," jelasnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya