Pagar Laut Alengka

Ono Sarwono
26/1/2025 05:00
Pagar Laut Alengka
Ono Sarwono Penyuka Wayang(MI/Ebet)

ANOMAN terbengong-bengong ketika mendapati pagar di laut sepanjang lepas pantai daratan luas. Tidak diketahui siapa yang membuat dan apa maksudnya. Di sanalah ia nyaris kehilangan nyawa ketika sedang mengemban misi mulia.

Belakangan diketahui bahwa pembuatan pagar tersebut atas perintah Raja Alengka Prabu Rahwana alias Dasamuka. Itu bagian program reklamasi perluasan daratan Alengka yang kelak dibangun berbagai fasilitas demi nafsu kekuasaan.

Namun, pagar itu kemudian diobrak-abrik Anoman dalam perjalanan kembali ke Pancawati setelah memastikan Sinta benar berada di Taman Argasoka, Alengka. Putri Mantili itu diculik Rahwana yang menginginkannya menjadi permaisuri.

 

ANOMAN DUTA

Alkisah, Rama Regawa kehilangan Sinta ketika sedang lelana brata (laku prihatin) di Hutan Dandaka. Tidak ada jejak yang jelas ke mana belahan jiwanya pergi. Lalu dengan waswas dijelajahilah belantara untuk menemukan sang istri.

Di tengah pencariannya, Rama yang ditemani adiknya, Leksmana Widagdo, bertemu burung Jatayu yang terkapar sekarat. Tubuhnya penuh luka dan sayapnya patah tanpa bulu lagi. Kepalanya terkulai di atas tanah dan hanya bisa merintih.

Dengan penuh empati Rama menolong Jatayu dan menanyakan apa yang terjadi. Burung itu terbata-bata berkata bahwa dirinya disiksa Raja Alengka ketika merebut Sinta dari bopongannya. Setelah itu, Jatayu mengembuskan napas terakhir.

Hanya sepenggal informasi yang didapat dari Jatayu, bahwa Sinta dibawa terbang Raja Alengka. Rama belum mengerti nama raja itu dan di mana letak persis negaranya. Begitu juga Leksmana, tidak tahu sedikit pun tentang Alengka.

Dalam kebimbangan, Rama menerima sowannya Sugriwa yang pernah ditolong kala berseteru dengan kakaknya, Subali. Raja Gua Kiskenda berbala wanara itu menyatakan bersedia membantu mencari Sinta yang konon diculik raja Alengka.

Menurut Sugriwa, sejauh yang diketahui, raja Alengka itu bernama Rahwana. Selain digdaya, ia juga memiliki banyak senapati dan prajurit tangguh yang hampir semua raksasa. Akan tetapi, dirinya tidak tahu di mana letak negara tersebut.

Untuk menguak semua teka-teki itu, Rama meminta pendapat Sugriwa siapa yang bersedia dan pantas dijadikan duta. Disodorkanlah nama Anoman, wanara berbulu seta (putih), yang menyatakan sanggup menuntaskan tugas dalam sepuluh hari.

Anggada, wanara berbulu merah kecoklatan, menyatakan siap menjadi duta dalam satu minggu. Mendengar itu, Anoman sanggup dalam lima hari. Anggada sesumbar mampu dalam tiga hari. Kemudian Anoman berjanji hanya satu hari.

Singkat cerita Anoman dipilih. Putra Dewi Anjani itu lalu ke kahyangan memohon kepada Bathara Surya memperpanjang waktu siang hari demi misinya. Permintaan dipenuhi mengingat Anoman putra angkat penguasa kahyangan Bathara guru.

 

TERSEDOT WILKATAKSINI

Bermodal informasi terbatas, Anoman terbang tinggi melesat jauh ke barat laut. Tanpa disadari, tiba-tiba merasa tergulung lesus lalu seperti berada dalam gua yang gulita. Dengan kekuatan penuh, Anoman mendobrak dan terlempar ke laut.

Ternyata Anoman tersedot mulut raksasa Wilkataksini dan masuk ke lambungnya. Wilkataksini adalah prajurit Alengka yang bertugas menjaga laut sekaligus kepala proyek pagar laut sebagai bagian program reklamasi perluasan daratan Alengka.

Anoman yang masih kebingungan atas apa yang baru saja dialami, kemudian menepi ke daratan dengan dibantu sejumlah nelayan yang tersingkir akibat proyek itu. Ketika sedang memulihkan tenaga, datanglah wanita bernama Sayempraba menolong.

Tanpa curiga apa-apa, Anoman memakan aneka buah dan menu yang disajikan Sayempraba. Sejenak kemudian matanya kabur dan lama-kelamaan tidak bisa melihat apa-apa. Anoman merangkak tanpa arah dan kemudian ditolong Sempati.

Burung itu menetesi kedua mata Anoman dengan air liurnya. Ajaib, Anoman bisa melihat kembali dan berucap terima kasih. Sang duta lalu melanjutkan perjalanan ke Alengka berdasarkan informasi yang diberikan Sempati.

Belum jauh melangkah, Anoman yang masih letih akibat keracunan, melihat jalan mulus. Ia melangkah menapaki. Mendadak jalan itu menggulungnya dan tidak tahu apa yang terjadi dan tiba-tiba merasa kecemplung dalam ruang gelap.

Anoman berontak dan tiba-tiba terjerembap di kaki gunung. Jalan mulus tadi lidah raksasa Kilatmaja, prajurit Alengka. Adapun gunung itu sejatinya wujud Begawan Maenaka bersemedi yang kemudian membantu Anoman sampai ke Alengka.

Singkat cerita, Sinta diketahui berada di Taman Argasoka hanya ditemani Trijatha, keponakan Rahwana. Anoman matur (mengatakan) sebagai utusan Rama untuk memastikan keberadaannya. Selain itu, menjanjikan Rama segera menjemputnya.

Setelah itu, Anoman tertangkap Indrajit, putra mahkota Alengka yang dibantu sejumlah prajurit, lalu dihadapkan kepada Rahwana. Ketika itu Anoman sengaja memasrahkan diri dengan maksud bisa melihat Rahwana secara langsung.

 

ALENGKA TERBAKAR

Rahwana marah besar kepada Anoman yang dianggap kurang ajar menyelinap menemui Sinta. Itu pelanggaran tanpa ampun sehingga utusan Rama itu dihukum dengan cara dibakar di alun-alun dan ditonton seluruh prajurit raksasa.

Anoman tidak mati meski tubuhnya menyala. Dengan api di sekujur badannya, ia melompat dari bangunan satu ke bangunan lain yang mengakibatkan kebakaran hebat. Seluruh istana Alengka, terkecuali Taman Argasoka, membara dan jadi abu.

Di tengah kepanikan Rahwana dan prajurit, Anoman meninggakan tempat dan kembali ke Pancawati melaporkan semuanya kepada Rama. Dalam perjalanannya, Anoman terlebih dulu mengobrak-abrik pagar laut proyek ilegal Alengka.

Setelah jelas keberadaan Sinta, Rama mempersiapkan diri menjemput sang istri dibantu Sugriwa dengan semua bala wanara. Ini menjadi kisah panjang penuh drama hingga akhirnya Rama kembali bersatu dengan Sinta. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya