Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KANKER kepala dan leher menempati peringkat ketujuh sebagai kanker paling umum di dunia. Kebanyakan kasus yang terus meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Konsumsi minuman berkafein seperti kopi dan teh diketahui dapat menurunkan risiko terkena kanker kepala dan leher, termasuk kanker mulut dan tenggorokan.
Penelitian terbaru menunjukkan konsumsi kopi dalam jumlah sedang, dapat mendukung umur panjang dan kesehatan yang lebih baik.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data dari 14 penelitian yang melibatkan 9.550 pasien dengan kanker kepala dan leher serta 15.800 individu tanpa kanker.
Dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi, individu yang mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi berkafein per hari memiliki risiko 17% lebih rendah terkena kanker kepala dan leher. Risiko untuk kanker mulut dan tenggorokan juga menurun, masing-masing sebesar 30% dan 22%.
Selain itu, minum 3-4 cangkir kopi berkafein dikaitkan dengan penurunan risiko kanker hipofaring yaitu kanker yang berkembang di bagian bawah tenggorokan hingga 41%.
Di sisi lain, konsumsi satu cangkir teh per hari dikaitkan dengan penurunan risiko kanker kepala, leher, dan hipofaring sebesar 9%-27%. Namun, konsumsi lebih dari satu cangkir teh per hari justru meningkatkan risiko kanker laring hingga 38%.
Luís Monteiro, PhD, DDS, profesor kedokteran dan bedah mulut di Universitas Oporto, Portugal, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menjelaskan meskipun antioksidan dalam kopi dan teh dapat membantu mengurangi risiko kanker kepala dan leher, kebiasaan lain pada peminum alkohol juga bisa memengaruhi risiko mereka.
"Misalnya, orang yang sering minum kopi mungkin lebih memilih kopi daripada alkohol, dan sebaliknya," kata Dr. Monteiro. Satu gelas alkohol bisa membuat seseorang ingin minum lebih banyak alkohol, atau bahkan merokok. Minum alkohol dan merokok adalah faktor risiko utama untuk kanker kepala dan leher, tambahnya.
Untuk mengurangi risiko kanker kepala dan leher, orang disarankan untuk mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok. Selain itu, vaksin HPV juga penting untuk melindungi dari infeksi menular seksual yang bisa menyebabkan kanker kepala dan leher.
Kanker kepala dan leher terus meningkat, namun mengonsumsi kafein, seperti kopi dan teh, dapat membantu menurunkan risikonya.
Meskipun demikian, merokok dan konsumsi alkohol tetap menjadi faktor risiko utama terkena kanker ini. Oleh karena itu, mengurangi kedua kebiasaan tersebut, serta mendapatkan vaksin HPV, dapat membantu mencegah kanker kepala dan leher.
Dengan menerapkan pola hidup sehat, kita dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker ini. (everydayhealth/economictimes/Z-3)
Penelitian terbaru menunjukkan konsumsi teh dan kopi dapat mengurangi risiko kanker kepala dan leher.
Penggunaan tembakau tersebut termasuk dalam bentuk merokok linting, cerutu, pipa, bahkan mengonsumsi tembakau kunyah secara rutin.
Kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, dikenal karena cita rasanya yang khas serta kandungan kafein yang memberi efek menyegarkan dan meningkatkan fokus.
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
Manfaat dari pengukuran SROI pada pemberdayaan petani Kopi Langit Bali yakni untuk mengukur dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program pemberdayaan petani kopi.
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
Di tengah gejolak harga dan tekanan global, negara produsen yang mampu menghadirkan kualitas, cerita dan keberlanjutan akan tetap relevan di pasar dunia.
Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG),
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved