Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Keracunan Makanan: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi serta Mencegahnya

Siti Haerani
26/12/2024 11:10
Keracunan Makanan: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi serta Mencegahnya
Keracunan makanan terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau racun yang menyebabkan mual, muntah, diare, dan nyeri perut. (freepik)

KERACUNAN makanan adalah kondisi yang terjadi setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau racun. Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang mengganggu tubuh. 

Gejala-gejala yang muncul seringkali berupa mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Ketahui lebih lanjut tentang gejala, penyebab, serta langkah-langkah yang harus dilakukan ketika mengalami keracunan makanan.

Gejala Keracunan Makanan

Gejala keracunan makanan dapat bervariasi tergantung jenis patogen yang terlibat. Secara umum, gejalanya termasuk:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Nyeri dan kram perut
  • Demam
  • Kehilangan selera makan
  • Tubuh terasa lemas dan lesu

Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, meskipun beberapa kasus dapat berlangsung hingga beberapa hari. 

Dalam kasus yang lebih parah, dehidrasi bisa terjadi akibat diare dan muntah yang berlanjut, mengakibatkan kekurangan cairan tubuh. Jika terdapat gejala seperti muntah darah, diare berdarah, atau suhu tubuh lebih dari 38,6°C, segera temui dokter.

Penyebab Keracunan Makanan

Keracunan makanan sering disebabkan oleh makanan atau minuman yang tercemar mikroorganisme berbahaya. Beberapa penyebab utama keracunan makanan antara lain:

  • Bakteri seperti Campylobacter, Salmonella, dan E. coli, yang sering ditemukan pada daging yang kurang matang atau produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Virus seperti norovirus, yang dapat menginfeksi melalui makanan atau air yang tercemar.
  • Parasit seperti Giardia, yang dapat menyebabkan keracunan jika tercemar makanan atau air.
  • Racun alami dari jamur beracun atau ikan buntal yang dapat menyebabkan keracunan fatal.

Durasi Keracunan Makanan

Sebagian besar kasus keracunan makanan bersifat ringan dan dapat sembuh dalam waktu 1–3 hari setelah gejala muncul. Pada kasus yang lebih serius, gejala bisa bertahan lebih lama dan memerlukan pengobatan medis. Durasi dan tingkat keparahan gejala tergantung pada jenis patogen yang menyebabkan keracunan serta kondisi kesehatan individu.

Pengobatan Keracunan Makanan

Sebagian besar kasus keracunan makanan bisa ditangani di rumah dengan cara menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare dan muntah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi air putih, larutan oralit, atau cairan elektrolit untuk mencegah dehidrasi. Penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter, khususnya obat diare yang dapat memperburuk kondisi.

Jika gejala berlanjut lebih dari beberapa hari atau semakin parah, segera hubungi dokter. Antibiotik mungkin diperlukan jika keracunan disebabkan oleh infeksi bakteri. Dalam beberapa kasus, perawatan di rumah sakit dan pemberian cairan melalui infus mungkin dibutuhkan.

Pencegahan Keracunan Makanan

Untuk mencegah keracunan makanan, penting untuk menjaga kebersihan dalam menyiapkan dan menyimpan makanan. Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Mencuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan.
  • Memastikan makanan dimasak hingga matang sempurna.
  • Menyimpan makanan pada suhu yang tepat, terutama yang mudah rusak.
  • Menghindari konsumsi makanan mentah atau yang sudah terkontaminasi.

Dengan memahami gejala, penyebab, dan langkah pencegahan keracunan makanan, risiko dapat dikurangi dan masalah ini dapat diatasi dengan efektif. Selain itu, pemahaman mengenai langkah-langkah pencegahan yang tepat juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan makanan dan mengurangi potensi terjadinya keracunan. (Kemenkes/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya