Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspada! Ruam Kulit Bisa Menjadi Gejala Awal Infeksi HIV

Gemma R Zaneta
23/12/2024 13:41
Waspada! Ruam Kulit Bisa Menjadi Gejala Awal Infeksi HIV
Ilustrasi ruam kulit akibat infeksi HIV.(Dok. Freepik)

RUAM kulit merupakan kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja, ditandai dengan peradangan dan perubahan warna pada kulit. Umumnya, ruam kulit tidak berbahaya. Namun, pada beberapa kasus, ruam kulit bisa jadi gejala penyakit berbahaya, seperti infeksi HIV.

Gejala yang sering muncul meliputi rasa gatal, timbulnya benjolan, kulit mengelupas, bersisik, atau mengalami iritasi. Penyebabnya beragam, mulai dari alergi, efek samping penggunaan obat atau produk kosmetik, hingga penyakit tertentu seperti infeksi HIV.

Ruam kulit akibat infeksi HIV

Ruam kulit sering dialami oleh pengidap HIV, namun jika ruam ini disebabkan oleh alergi terhadap obat anti-HIV, kondisi tersebut dapat mengancam jiwa.

Umumnya, ruam kulit pada pengidap HIV muncul dalam dua bulan pertama setelah terinfeksi virus. Gejala ruam ini mirip dengan ruam kulit pada umumnya, seperti rasa gatal, area datar berwarna merah, dan benjolan kecil melingkar di sekitarnya. Pada individu berkulit gelap, ruam cenderung berwarna keunguan.

Perbedaan utama antara ruam biasa dan ruam akibat infeksi HIV terletak pada lokasinya. Ruam HIV umumnya muncul di bagian atas tubuh, seperti dada, wajah, serta pada tangan dan kaki, dan sering kali disertai sariawan.

Penyebab ruam kulit pada kasus infeksi HIV

Pada tahap awal infeksi HIV, ruam sering kali disertai gejala lain, seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, diare, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini biasanya mereda dalam waktu dua minggu.

Selain menjadi tanda awal infeksi, ruam kulit pada pengidap HIV juga dapat disebabkan oleh efek samping pengobatan. Beberapa obat HIV diketahui dapat memicu timbulnya ruam, yaitu:

  • Protease inhibitors (PIs), seperti amprenavir dan tipranavir.
  • Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI), seperti abacavir.
  • Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs), seperti nevirapine.

Beberapa ruam kulit akibat infeksi HIV bersifat ringan dan tidak berbahaya. Namun, jika ruam disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat anti-HIV, kondisinya bisa serius dan memerlukan penanganan segera. Reaksi alergi ini dapat memicu sindrom Stevens-Johnson atau bahkan necrolysis epidermal toxic.

Penanganan ruam kulit pada infeksi HIV

Pengidap HIV dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami ruam kulit yang disertai pembengkakan pada wajah dan lidah, sensasi nyeri pada kulit, atau munculnya luka melepuh di sekitar mata, mulut, hidung, atau area kulit lainnya.

Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap ruam tersebut dan memberikan penanganan yang sesuai kondisi dan gejala yang muncul pada setiap pasien.
(Kemenkes/Alodokter/Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya