Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
GUNA memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana akhir tahun di wilayah Provinsi Jawa Timur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama pemerintah daerah se-Jawa Timur mengadakan rapat koordinasi kesiapsiagaan potensi bencana hidrometeorologi.Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan dalam menghadapi potensi bencana tersebut, pemerintah pusat dan daerah perlu meningkatkan kesiapsiagaan untuk meminimalisir potensi dampak yang akan terjadi.
“Untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di bulan Desember - Januari yang diperkirakan cukup tinggi, pemerintah sudah siap siaga, BNPB sudah menyiapkan langkah-langkah penanganan yang detail,” ucap Pratikno, dikutip Rabu (18/12).
Menko PMK menambahkan, upaya meningkatkan kesiapsiagaan yang dimaksud tidak hanya dalam bidang insfrastruktur penanggulangan bencananya saja, tetapi juga petugas dan masyarakatnya. Hal ini mengingat Desember ini merupakan periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dimana akan ada mobilisasi yang tinggi dari perjalanan masyarakat.
“Intinya adalah insfrastruktur yang ada di daerah disiapkan sebaik mungkin, masyarakat dan para petugas disiapkan sebaik mungkin. Apalagi di jalur mudik saat Nataru nanti,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan bahwa BNPB memberikan penguatan dana operasional dan juga logistik peralatan bagi daerah yang telah menetapkan status siaga dan tanggap darurat bencana. Ia berharap bantuan BNPB dapat segera dipergunakan untuk membantu masyarakat ketika bencana terjadi.
“BNPB menyalurkan bantuan operasional dan perlengkapan peralatan. Dari 39 kabupaten kota yang ada di Jawa Timur, 27 menyatakan siaga darurat karena diprediksi akan terjadi bencana. Kita harapkan ketika terjadi bencana mereka sudah siap segera membantu masyarakat,” kata Suharyanto.
Sementara itu 11 wilayah lainnya, telah terjadi bencana dan menetapkan status tanggap darurat, juga diberikan dukungan dana siap pakai.
“Yang sudah terjadi bencananya ada 11 wilayah.Diberikan bantuan untuk memastikan masyarakat terdampak, semua bisa tertangani dan terlayani dengan baik,” tuturnya.
Potensi cuaca ekstrem juga diprediksi terjadi pada periode Nataru yang akan datang. Merespon hal tersebut, BNPB dan BPBD akan mendirikan posko dan menempatkan personel di lokasi-lokasi yang akan dijadikan tempat berlibur bagi masyarakat.
“BNPB akan memantau jalur mudik, kaitannya data-data dari BMKG bahwa beberapa daerah berpotensi hidrometeorologi basah yaitu banjir dan longsor,” ungkap Suharyanto.
“BNPB menyiapkan posko-posko tersebut, apabila terjadi bencana di situ, kita sudah siap membantu masyarakat dalam kesempatan pertama,” imbuhnya.
Upaya lain yang dilakukan BNPB untuk mengurangi potensi curah hujan tinggi adalah dengan melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
“Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah menjalankan OMC, Jawa Timur mulai besok akan dilakukan siang dan malam. Mudah-mudahan curah hujan yang ekstrem bisa dikurangi, sehingga tidak menyebabkan bencana yang masif,” pungkas Suharyanto. (H-3)
Ketinggian gelombang terjadi di perairan Jawa Tengah tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Daerah pertemuan angin atau konferensi juga berpotensi terbentuk di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Laut Natuna bagian utara, perairan utara Maluku Utara, Papua
Prakiraan BMKG potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan berpotensi melandai di Jabodetabek. Tapi masih ada potensi angin kencang di Banten
MASYARAKAT di 15 kabupaten dan kota di Jawa Timur diminta waspada.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
Ibu hamil juga bisa memanfaatkan beragam bahan pangan yang kaya vitamin C untuk memenuhi kebutuhan vitamin hariannya dalam menjaga imun tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved