Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BRIN Kembangkan Vaksin Ikan untuk Jaga Kesehatan Hasil Budi Daya

Despian Nurhidayat
14/12/2024 11:09
BRIN Kembangkan Vaksin Ikan untuk Jaga Kesehatan Hasil Budi Daya
Ilustrasi, budi daya ikan.(Dok. Antara)

PENELITI Pusat Riset Veteriner (PRVet) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Angela Mariana Lusiastuti, menyatakan, kegiatan penelitian kesehatan hewan akuatik difokuskan pada pengembangan obat dan vaksin ikan, serta metode deteksi penyakit dan resistensi antimikroba atau penggunaan antimikroba untuk membantu proses budi daya ikan.

Menurut Angela, hewan akuatik seperti ikan merupakan sumber protein hewani lebih rendah lemak daripada sumber protein hewani lainnya. Selain juga mengandung omega-3 yang tidak diproduksi oleh tubuh. Sehingga ini menjadi salah satu kunci dalam mencegah stunting.

“Mengelola kesehatan ikan budi daya menjadi semakin penting, karena wabah penyakit pada budi daya ikan dapat mengurangi produktivitas dan profitabilitasnya,” ungkapnya dilansir dari laman BRIN, Sabtu (14/12).

Dia mengungkapkan, vaksin cair memiliki kelemahan, yaitu tidak praktis dan mudah rusak selama penyimpanan dan pengangkutan.

“Dalam penelitian ini, dikembangkan vaksin beku-kering berlapis kitosan yang memiliki kelebihan. Ia mudah dimobilisasi, mampu mempertahankan kualitas dan efektivitas vaksin pada suhu panas, serta pengangkutan yang memerlukan jarak jauh,” ungkapnya.

Lebih lanjut Angela menuturkan, ikan berminyak mengandung asam lemak omega-3 yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Contohnya, ikan yang tulangnya dapat dimakan seperti sarden, merupakan sumber vitamin D yang berharga. Konsumsi ikan yang tinggi telah dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa penyakit autoimun.

Angela juga menekankan perlu dikembangkan dan dikolaborasikan penelitian terhadap penyakit zoonosis. Penyakit ini muncul kembali akibat kontaminan seperti toksin, logam berat, hormon, pestisida, dan bahan kimia lainnya. “Hilirisasi dan komersialisasi produk inovatif yang diperoleh perlu dilakukan,” tambahnya.
(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya