Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PEREDARAN obat palsu adalah masalah serius yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Obat palsu sering kali sangat mirip dengan obat asli, sehingga sulit bagi konsumen untuk membedakannya.
Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengenali perbedaan antara obat palsu dan obat asli.
Obat palsu adalah obat yang diproduksi tanpa izin yang sah, dengan bahan aktif yang salah, atau bahkan tidak mengandung bahan aktif sama sekali.
Terkadang, obat palsu juga meniru identitas obat yang telah memiliki izin edar yang sah.
Melansir dari laman Badan POM, pada tahun 2019, Badan POM mengidentifikasi 24.573 tautan penjualan obat dan makanan ilegal. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat menjadi 48.058 tautan pada semester I 2020.
Selain itu, pada tahun 2023, kepolisian Indonesia berhasil mengamankan lebih dari 77.000 obat palsu senilai Rp130 miliar.
Obat palsu dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan, mulai dari alergi hingga keracunan.
Bahkan, dalam kasus yang lebih serius, konsumsi obat palsu bisa berakibat fatal, terutama jika digunakan untuk mengobati penyakit berat seperti infeksi bakteri atau penyakit kronis.
Untuk menghindari risiko kesehatan, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membedakan obat palsu dan obat asli:
Di Indonesia, obat yang terdaftar di Badan POM memiliki nomor registrasi yang tertera pada kemasan. Anda bisa memeriksa nomor registrasi obat di situs resmi Badan POM (https://cekbpom.pom.go.id) untuk memastikan keaslian dan keamanannya.
Beberapa jenis obat, seperti tablet, dapat larut dalam air dalam waktu tertentu. Obat palsu biasanya tidak larut dengan cara yang normal. Namun, metode ini tidak selalu efektif untuk semua jenis obat.
Obat asli biasanya memiliki rasa atau bau yang sesuai dengan yang diharapkan. Obat palsu sering kali memiliki rasa atau bau yang tidak biasa, atau bahkan tidak berbau sama sekali.
Untuk mengurangi risiko membeli obat palsu, selalu beli obat dari apotek atau toko obat yang terpercaya dan resmi. Hindari membeli obat dari pasar gelap, toko online yang tidak terverifikasi, atau dari orang yang tidak dikenal.
Obat palsu sering kali dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada obat asli. Jika harga obat tampak terlalu murah, kemungkinan besar itu adalah obat palsu.
Jika Anda mengonsumsi obat yang diduga palsu dan merasakan efek samping yang tidak biasa atau tidak ada perubahan sama sekali, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.
Beberapa aplikasi di smartphone, seperti aplikasi Badan POM, dapat membantu memverifikasi keaslian obat dengan menggunakan kode QR atau informasi registrasi.
Membedakan obat palsu dan asli memerlukan perhatian yang detail, termasuk memeriksa kemasan, informasi yang tertera, dan penampilan fisik obat.
Jika ragu, selalu periksa keaslian obat dengan menggunakan aplikasi Badan POM atau dengan membeli dari apotek terpercaya. Jangan sampai obat palsu merusak kesehatan Anda! (Z-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved