Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Jarang Minum Air Putih dan Gemar Minuman Manis? Ini Dampaknya pada Ginjal!

Nur Amalina
23/11/2024 11:35
Jarang Minum Air Putih dan Gemar Minuman Manis? Ini Dampaknya pada Ginjal!
Ilustrasi, seseorang sedang menikmati minuman manis yang berbahaya untuk kesehatan ginjal.(Dok. Freepik)

KEBUTUHAN cairan tubuh merupakan hal yang sangat penting untuk dipenuhi setiap harinya. Seseorang yang jarang minum air putih, apalagi ditambah gemar mengonsumsi makanan dan minuman manis, harus bersiap dengan risiko yang bisa dialami di kemudian hari. Kebiasaan tersebut dapat memicu kerusakan permanen pada ginjal.

Gula sering dianggap sebagai sumber energi tubuh, tetapi ada lebih dari sekadar rasa manis yang perlu kita ketahui. Ada beberapa jenis gula yang dapat kita konsumsi, termasuk fruktosa, glukosa, dan sukrosa. Masing-masing memiliki karakter rasa manis yang unik dan cara pemrosesan yang sedikit berbeda di dalam tubuh.

Fruktosa, misalnya, lebih banyak ditemukan dalam buah-buahan, sedangkan glukosa adalah komponen utama dalam darah, dan sukrosa biasanya kita kenal sebagai gula meja yang sering digunakan dalam makanan dan minuman.

Pada dasarnya, gula berfungsi sebagai bahan bakar bagi tubuh, menyediakan energi yang kita perlukan untuk beraktivitas. Namun, ada perbedaan antara gula alami yang ditemukan dalam makanan segar dan pemanis olahan yang sering digunakan dalam produk makanan kemasan.

Gula alami bisa memberikan manfaat jika dikonsumsi secara benar. Di sisi lain, konsumsi berlebihan dari gula olahan, seperti gula meja dan pemanis buatan, dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Salah satunya adalah peningkatan risiko penambahan berat badan, diabetes, hingga obesitas.

Makanan dan Minuman Manis serta Dampaknya pada Ginjal

Namun, bagaimana gula bisa memengaruhi ginjal kita? Sebenarnya, gula sendiri tidak berbahaya bagi ginjal, kecuali jika kadar gula darah kita terlalu tinggi. Hal ini sering kali terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2.

Ketika kadar gula darah melebihi batas normal (sekitar 180 mg/dl), ginjal mulai mengeluarkan gula melalui urin. Semakin tinggi kadar gula darah, semakin banyak gula yang terbawa dalam urin.

Pada orang dengan ginjal yang sehat, kondisi ini umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun, bagi penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi secara berkelanjutan bisa menyebabkan kerusakan serius pada ginjal. Ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring darah, mulai kesulitan untuk menyaring gula berlebih. Dalam jangka panjang, kerusakan ini dapat merusak pembuluh darah kecil yang ada di ginjal, dan akibatnya ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik.

Untuk memantau kadar gula darah secara rutin, tes darah Hemoglobin A1C (HgbA1C) menjadi alat yang penting. Tes ini mengukur jumlah gula yang terikat pada protein hemoglobin dalam darah selama periode tiga bulan terakhir. Semakin tinggi kadar HgbA1C, semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan pada ginjal. HgbA1C yang normal bagi orang sehat adalah di bawah 6%. Jika hasilnya lebih tinggi, itu menandakan bahwa kadar gula darah tidak terkendali dan kerusakan pada organ vital, seperti ginjal, bisa terjadi.

Peran Air dalam Menjaga Kesehatan Ginjal

Ginjal bekerja layaknya penyaring tubuh yang tak kenal lelah, bertugas untuk membersihkan darah dari limbah dan racun. Agar fungsi penyaringan ini berjalan optimal, ginjal membutuhkan bantuan utama  air. Menjaga hidrasi tubuh dengan cukup air sangat penting untuk kesehatan ginjal.

Ketika tubuh kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi, ginjal harus bekerja lebih keras untuk mengonsentrasikan urin, yang meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal dapat menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa dan menyumbat saluran kemih, yang pada akhirnya mengganggu kinerja ginjal. Selain itu, hidrasi yang cukup juga mencegah terjadinya gagal ginjal dan penyakit ginjal kronis, serta membantu ginjal dalam menyaring limbah dari darah tanpa membebani tubuh.

Bagi individu yang pernah mengalami batu ginjal, atau yang sedang menghadapi masalah ginjal, minum cukup air menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko kekambuhan batu ginjal dan mendukung fungsi ginjal secara keseluruhan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyarankan agar orang dewasa mengonsumsi sekitar 2 liter air putih per hari, yang setara dengan 8 gelas. Namun, kebutuhan air setiap orang dapat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, seperti berat badan, usia, iklim, pola makan, dan tingkat aktivitas fisik.

Dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, kita bisa membantu ginjal berfungsi dengan optimal dan mencegah kerusakan yang lebih parah. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya