Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PADA musim hujan membuat banyak orang memilih mengkonsumsi makanan dan minuman hangat untuk menjaga tubuh tetap nyaman dan hangat. Tapi sadarkah Anda, bahwa biasanya apapun jenis makanan yang dikonsumsi, orang-orang akan memilih minuman yang manis sebagai pelengkap kenikmatan.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), 61,27% penduduk Indonesia usia tiga tahun ke atas mulai mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari.
Cuaca dingin mempengaruhi cara tubuh memetabolisme energi. Saat suhu rendah, tubuh cenderung memperlambat metabolisme untuk menghemat energi demi menjaga kehangatan. Kondisi ini dapat berdampak buruk jika ditambah dengan konsumsi minuman manis berlebihan. Mengapa demikian?
Sebuah penelitian oleh tim yang dipimpin Dr. Francesco S. Celi dari Virginia Commonwealth University dan Dr. Paul Lee dari Garvan Institute of Medical Research di Australia menunjukkan bahwa suhu dingin meningkatkan volume lemak cokelat dalam tubuh sebesar 42%. Lemak cokelat ini berperan dalam menaikkan aktivitas metabolisme hingga 10%, termasuk dalam proses metabolisme glukosa.
Ketika metabolisme glukosa meningkat, kadar gula darah pun dapat ikut naik, terutama jika dibarengi dengan konsumsi minuman manis. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
Minuman manis tidak hanya meningkatkan kadar gula darah, tetapi juga memengaruhi keseimbangan mikrobiota dalam usus. Konsumsi gula berlebih dapat menurunkan populasi bakteri baik dalam usus, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap gangguan pencernaan. Ketidakseimbangan ini juga sering menimbulkan keinginan mengkonsumsi lebih banyak gula, yang pada akhirnya memperparah kondisi usus.
Peradangan usus akibat gula yang tinggi bisa mengiritasi usus, merusak lapisan lendir pelindung, dan mengurangi jumlah bakteri baik. Akibatnya, tubuh lebih rentan mengalami masalah seperti perut kembung, kram, sembelit, atau bahkan diare. Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, gula berlebih dalam tubuh bisa memicu terjadinya risiko kesehatan yang lebih serius.
Mengkonsumsi minuman manis yang tidak dibatasi, terutama pada musim hujan, dapat menambah beban pada sistem pencernaan dan mengganggu penyerapan cairan tubuh. Pilihan minuman hangat yang rendah gula, seperti teh herbal atau jahe hangat, sehingga lebih bermanfaat karena membantu tubuh beradaptasi dengan suhu dingin, menjaga kesehatan pencernaan, serta mengurangi risiko ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat konsumsi gula berlebih.
Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Andi Khomeini Takdir, lulusan dari Universitas Indonesia sekaligus bagian dari Junior Doctors Network (JDN) menggarisbawahi pentingnya menjaga daya tahan tubuh saat musim hujan. Salah satu langkah untuk mendukung imunitas adalah dengan membatasi konsumsi makanan dan minuman tertentu agar tubuh tetap sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Di samping itu, asupan makanan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin dan mineral juga sangat diperlukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Selain memperhatikan pola makan, menjaga kebersihan juga penting selama musim hujan. Pastikan untuk mencuci tangan secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah beraktivitas di luar rumah. (Gleneagleshospitalsingapore/Kemenkes/Nationalinstitutesofflinehealth/P-5))
MINUMAN manis adalah minuman favorit banyak orang, terutama di kalangan anak muda. Namun, ternyata jika dikonsumsi musim hujan minuman manis semakin berdampak negatif pada tubuh.
Ketika malam tiba, rasa lapar kerap menghampiri, dan kita cenderung memilih untuk makan. Namun, tanpa disadari, makan malam dengan makanan berat dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.
Pemantauan glukosa mandiri sangat penting dalam manajemen diabetes secara proaktif guna membantu individu mengelola kondisi mereka.
Diabetes sering kali dikelilingi oleh berbagai mitos yang dapat membingungkan pemahaman kita mengenai penyakit ini.
Sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa dengan melakukan olahraga aerobik selama 30 menit dapat mencegah munculnya diabetes tipe 2.
dr. H. Lukman Ali Husin, Sp.PD mengatakan masyarakat yang pola makan itu biasanya banyak makan yang manis-manis berpotensi mengalami diabetes
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved