Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kasus DBD Melonjak, Pengamat Nilai Program Pengendalian Perlu Diperbaiki

Ihfa Firdausya
22/11/2024 13:49
Kasus DBD Melonjak, Pengamat Nilai Program Pengendalian Perlu Diperbaiki
Tenaga kesehatan melakukan pengecekan Infus seorang pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Bahteramas Kendari.(Dok. Antara)

PENGAMAT  kesehatan masyarakat sekaligus anggota Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Iqbal Mochtar, menyebut lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) membuktikan perlu ada yang diperbaiki terkait program pengendalian.

Sebagai informasi, jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia hingga minggu ke-45 tahun 2024 adalah 217.019 kasus dengan 1.255 kematian.

“Selama ini kan pemerintah telah mengimplementasikan 6 langkah dalam pengendalian demam berdarah, di antaranya pengendalian vektor, peningkatan surveilans, keterlibatan masyarakat, partisipasi teknologi dalam pengembangan penatalaksanaan demam berdarah, dan sebagainya,” ungkap Iqbal saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (22/11).

“Kalau kemudian kita mengalami peningkatan kasus yang signifikan, artinya sangat perlu bagi kita untuk melakukan pengulikan terhadap 6 strategi yang telah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan tersebut. Berarti ada yang kurang pas di dalam pengendalian tersebut,” jelasnya.

Terkait pengendalian vektor, Iqbal mempertanyakan, apakah Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya yang strategis dan dan serius di dalam mengendalikan vektor DBD yakni nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Kemudian, apakah upaya surveilans dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. “Dengan hal itu kita mudah mengantisipasi akan adanya kemungkinan lonjakan,” kata Iqbal.

Selanjutnya terkait keterlibatan masyarakat, katanya, perlu dipertanyakan apakah pemerintah telah melakukan upaya-upaya strategis yang bisa mengajak masyarakat untuk terlibat aktif di dalam pengendalian demam berdarah.

Begitu juga dengan keberhasilan pengembangan teknologi di dalam penatalaksanaan demam berdarah, misalnya dengan teknologi Nyamuk Wolbachia. Termasuk keterlibatan stakeholder yang lain.

“Ini semua merupakan sisi-sisi yang harus ditelisik kalau memang kita ingin mendapatkan informasi mengapa kasus demam berdarah ini sangat meningkat di Indonesia. Saya kira ada satu atau beberapa dari elemen ini yang perlu sangat serius diperbaiki,” ujar Iqbal.

Ia mengimbau agar pemerintah terutama Kementerian Kesehatan agar jangan terlalu terlena dengan proyek-proyek mercusuar. “Misalnya proyek-proyek rekayasa genom, pengadaan dokter asing, dan sebagainya. Sementara persoalan-persoalan mendasar seperti penatalaksanaan demam berdarah ini kita masih terus bertabrakan,” jelasnya.

“Kita belum tiba pada posisi di mana penatalaksanaan ini membuahkan hasil yang baik. Jadi sangat perlu bagi kita untuk memperhatikan ini,” pungkasnya. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya