Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Ini Pekerjaan yang Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Iqbal Al Machmudi
20/11/2024 17:48
Ini Pekerjaan yang Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronik
ilustrasi(freepik)

 

 

PENYAKIT Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang terjadi di masyarakat bisa terjadi karena gaya hidup seperti merokok atau pajanan polusi udara. Namun PPOK juga bisa terjadi pada seseorang dengan pekerjaan tertentu.

 

"Kondisi keadaan yang kita sebut sebagai obstruksi dan restruksi. Kalau kita lihat terutama kalau gangguan fungsi paru pada pekerja atau akibat keterpaparan terhadap pekerjaan itu kalau kita lihat pertama di sektor sektor listrik, gas, uap air, panas, dan udara dingin," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers secara daring, Rabu (20/11).

 

Ia memaparkan pada industri pengolahan 13,67%; konstruksi 15,26%; pertambangan dan penggalian 22,54%; kemudian dari sektor listrik, gas, uap air, panas, dan udara dingin mencapai 24,21%.

 

"Sementara nomor dua adalah pertambangan, konstruksi dan industri pengolahan. Jadi kita mungkin pahami bersama," ujar dia. 

 

Penyakit tidak menular itu kan ada tiga hal yang menyebabkan seseorang terkena penyakit tidak menular. Pertama adalah keturunan, kedua adalah faktor lingkungan, dan yang ketiga adalah perilaku. 

 

Sehingga, lanjut Nadia, mengenai PPOK ada dua faktor besar yang sangat mempengaruhi yaitu dari sisi faktor risiko pajanan terhadap pekerjaan dan kemudian yang kedua adalah faktor risiko perilaku terutama merokok. 

 

Kondisi prevalensi asma dan PPOK situasinya cukup tinggi. Asma di angka 29,6 juta jiwa dan dan PPOK 16 juta jiwa. Artinya kasus asma dan PPOK juga sama banyaknya. Dari angka tersebut paling banyak diidap oleh laki-laki untuk PPOK maupun asma. 

 

"PPOK terjadi banyak pada laki-laki karena faktor risiko dari kebiasaan merokok yang masih tinggi yang menjadi penyebab utama daripada PPOK," pungkasnya. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik