Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KANKER usus besar, atau yang dikenal dengan kanker kolorektal, adalah jenis kanker yang berkembang di usus besar (kolon) atau pada bagian bawah usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Tergantung pada lokasi tumbuhnya, kanker ini dapat disebut kanker kolon atau kanker rektum.
Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum di dunia dan dapat menyebabkan kerusakan serius, bahkan beresiko fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Faktor risiko adalah kondisi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker, meskipun tidak secara langsung menjadi penyebab utama. Berikut adalah beberapa faktor risiko kanker usus besar:
Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada individu di atas 50 tahun.
Kelebihan berat badan atau obesitas berkontribusi pada peningkatan risiko kanker usus besar.
Gaya hidup sedentari atau jarang bergerak dapat meningkatkan risiko.
Individu dengan diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker usus besar.
Menerapkan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko, dan melakukan pemeriksaan rutin sangat penting untuk mencegah atau mendeteksi kanker usus besar pada tahap awal.
Perubahan gaya hidup:
Metode seperti fecal occult blood test (FOBT) dapat mendeteksi darah tersembunyi di tinja yang mungkin menjadi indikasi kanker atau polip prakanker. Jika hasil skrining abnormal, prosedur lebih lanjut seperti kolonoskopi dianjurkan. (kemenkes/WHO/Z-3)
Sebagian dari kita mungkin pernah membawa ponsel atau buku ke toilet, berharap memanfaatkan waktu untuk membaca artikel atau sekadar menggulir media sosial.
Kanker rektum adalah jenis kanker yang berkembang di bagian akhir usus besar, yaitu rektum, yang terletak sebelum anus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved