Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
HARI Pria Internasional (International Men’s Day/IMD) diperingati setiap tahun pada 19 November. Peringatan ini dirancang untuk merayakan keberagaman pria dan anak laki-laki, sekaligus menjadi platform untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai isu sosial yang mempengaruhi mereka di seluruh dunia.
IMD juga mendorong masyarakat untuk mempromosikan hubungan gender yang positif dan menciptakan dunia yang lebih aman bagi semua orang.
Hari Pria Internasional (IMD) pertama kali dicetuskan pada 1990-an oleh Thomas Oaster, seorang aktivis hak-hak pria asal Amerika dan direktur Missouri Center for Men’s Studies. Ia mengadakan perayaan ini di Amerika Serikat, Australia, dan Malta pada Februari. Meskipun sempat berhasil selama dua tahun, rendahnya partisipasi tahun 1995 membuat perayaan ini dihentikan.
Namun, dihidupkan kembali pada 1999 oleh Dr. Jerome Teelucksingh, seorang profesor dari Trinidad dan Tobago. Ia memilih tanggal 19 November sebagai hari peringatan, bertepatan dengan hari ulang tahun ayahnya dan momen bersejarah tim sepak bola lokal yang berhasil menyatukan negara.
Teelucksingh menekankan pentingnya panutan positif bagi pria dari berbagai usia, termasuk anak laki-laki dan remaja. Selain itu perlunya perhatian pada isu-isu yang mempengaruhi kehidupan pria.
Sejarah Hari Pria Internasional sebenarnya sudah muncul sejak 1968. Kala itu jurnalis Amerika, John P. Harris, menyoroti ketidakseimbangan sistem Soviet yang merayakan Hari Perempuan Internasional, tetapi tidak memiliki hari serupa untuk pria.
Kini, Hari Pria Internasional diperingati di lebih dari 80 negara dengan dukungan UNESCO. Perayaan ini bertujuan mempromosikan kesehatan fisik dan mental pria, merayakan maskulinitas positif, dan meningkatkan kesadaran akan kontribusi penting pria dalam masyarakat. IMD tidak dimaksudkan untuk bersaing dengan Hari Perempuan Internasional, tetapi justru melengkapi kesadaran global tentang pentingnya peran setiap gender dalam kehidupan.
IMD hadir sebagai pengingat pria dan anak laki-laki juga menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam kesehatan fisik, mental, dan sosial. Stereotip gender seperti “pria tidak boleh lemah” atau “anak laki-laki tidak boleh menangis” seringkali membatasi ekspresi emosi pria, membuat mereka enggan mencari bantuan saat membutuhkan.
Hari ini menjadi kesempatan untuk menyoroti isu-isu penting, seperti:
Selain itu, IMD menekankan pria bukanlah kelompok homogen. Perbedaan dalam nilai, hukum, dan budaya mempengaruhi pria secara berbeda di seluruh dunia.
Perayaan IMD bertujuan untuk:
(internationalmensday/vivoclinic/nationaltoday/Z-3)
Journal of the American Heart Association mengungkapkan fakta mengejutkan: sindrom "patah hati" atau kardiomiopati takotsubo justru lebih mematikan bagi pria.
Sebuah studi internasional terbaru mengungkapkan alasan ilmiah mengapa pria dan wanita mengalami risiko, gejala, serta hasil kesehatan yang berbeda dalam menghadapi penyakit
Para ilmuwan menemukan penurunan risiko ini mungkin berbeda antara pria dan perempuan. Jadi siapa yang perlu berolahraga lebih banyak?
Sindrom patah hati bukan hanya istilah puitis. Sebuah studi medis terbaru membuktikan bahwa kondisi ini benar-benar bisa menyebabkan kematian—dan pria ternyata jauh lebih rentan.
Pria dalam penelitian ini, 45,4 persen diklasifikasikan sebagai penderita obesitas, dan hampir sepertiga memiliki kondisi pradiabetes 29,2% dan prahipertensi 31,1%.
Sebuah studi dari National Institute of Cardiology di Warsawa menemukan pria yang sudah menikah memiliki risiko 3,2 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan pria lajang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved