Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
SETIAP perayaan Natal, sosok Santa Claus kerap hadir sebagai simbol keceriaan dan kemurahan hati.
Pria berjanggut putih yang digambarkan mengenakan pakaian merah dan membawa hadiah ini begitu lekat dengan tradisi Natal, terutama di dunia Barat.
Sosok ini bukan hanya sekadar figur budaya, tetapi juga cerminan nilai-nilai kasih dan berbagi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Sejarah Santa Claus dimulai pada abad ke-3, dengan kisah Santo Nicholas, seorang biarawan asal Myra (sekarang bagian dari Turki). Lahir sekitar tahun 280, Santo Nicholas dikenal karena kemurahan hatinya.
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah ketika ia memberikan tiga karung emas kepada tiga gadis miskin, menyelamatkan mereka dari eksploitasi dan memberi mereka kesempatan hidup lebih baik.
Selain itu, Santo Nicholas sering melakukan perjalanan ke desa-desa untuk membantu orang miskin dan yang sakit, menjadikannya figur yang sangat dihormati pada masanya.
Pada akhir abad ke-18, cerita tentang Santo Nicholas mulai merambah ke Amerika Serikat (AS) melalui komunitas Belanda.
Dalam tradisi mereka, ia dikenal sebagai "Sinter Klaas," sebuah singkatan dari nama Belanda "Sint Nikolaas." Nama ini perlahan berevolusi menjadi Santa Claus seperti yang kita kenal saat ini.
Pada 1804, John Pintard, seorang anggota New York Historical Society, mulai memopulerkan gambaran Santa Claus melalui ilustrasi.
Santa digambarkan sebagai pria berjanggut putih, mengenakan jubah merah, dan membawa hadiah, menciptakan ikon yang terus berkembang hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Natal.
Menariknya, sosok Santa Claus memiliki nama dan bentuk yang berbeda di berbagai belahan dunia, menyesuaikan dengan budaya dan tradisi lokal.
Di Indonesia, pengaruh Belanda membawa nama Santa Claus yang mirip dengan sebutan di Belanda. Namun, di Eropa dan Amerika Latin, Santa sering disebut Christkindl dan digambarkan sebagai malaikat atau anak kecil.
Berikut beberapa nama Santa Claus di berbagai negara:
Sementara itu, di Inggris, sosok Santa Claus dikenal dengan berbagai nama seperti "Sir Christmas," "Captain Christmas," hingga "Father Christmas," tergantung pada era dan representasinya.
Di Rusia dan Polandia, Santa dikenal sebagai "Ded Moroz" atau "Father Frost," seorang penyihir musim dingin yang membawa keajaiban Natal.
Santa Claus bukan hanya sekadar simbol keceriaan Natal, tetapi juga membawa pesan universal tentang kemurahan hati dan berbagi. (berbagai sumber/Z-1)
Bisnis hadiah Natalnya mengalami penurunan, dan pemerintah AS memutuskan untuk mengurangi subsidinya.
"Ini menjadi pengalaman pertama saya merayakan Natal di Indonesia. Benar-benar berkesan,”
Kado hadiah yang dberikan kepada para pengunjung bukan usia dewasa tapi anak berisi makanan ringan berbagai ukuran dan voucher wisata.
Desa Santa Claus yang terletak di Rovaniemi, Finlandia, adalah tempat yang penuh keajaiban, terutama bagi mereka yang ingin merasakan semangat Natal sepanjang tahun.
Meskipun keduanya memiliki kemiripan, Sinterklaas dan Santa Claus adalah dua tokoh yang sangat berbeda, baik dari segi sejarah, cara perayaan, hingga penampilan mereka.
Di Belanda, Sinterklaas tidak datang dengan sled yang ditarik oleh rusa, melainkan menaiki kapal yang datang langsung dari Spanyol.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved