Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
SETIAP 3 November, Indonesia merayakan Hari Kerohanian Nasional. Momen ini bukan sekadar tanggal dalam kalender, tetapi pernyataan komitmen menghargai keberagaman agama yang ada di tanah air.
Dalam konteks multikultural Indonesia, perayaan ini mengajak kita untuk merenungkan makna toleransi, saling menghormati, dan semangat persatuan.
Pentingnya merayakan Hari Kerohanian Nasional berakar pada pengakuan Indonesia terhadap enam agama resmi: Islam, Kristen (Protestan dan Katolik), Hindu, Budha, dan Konghucu. Sejarah penetapan 3 November berangkat dari kebutuhan untuk menciptakan suasana yang harmonis di tengah keragaman. Hari ini diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya menghormati perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual yang mengikat kita sebagai bangsa.
Hari Kerohanian Nasional berfungsi sebagai platform untuk mengapresiasi keberagaman dan merayakan perbedaan. Dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika, tujuan utama dari perayaan ini membangun kehidupan yang rukun dan damai. Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan yang Maha Esa," menjadi dasar untuk memperkuat persatuan di antara kita, meski terdapat beragam keyakinan.
Dengan mengingatkan kita akan Pasal 29 UUD 1945, yang menjamin kebebasan beragama, Hari Kerohanian Nasional mendorong kita untuk menghargai hak setiap individu dalam memeluk agama dan beribadah. Di sinilah pentingnya menumbuhkan sikap toleran, agar kita dapat hidup berdampingan secara harmonis tanpa mengesampingkan perbedaan yang ada.
Di tengah kemajuan dan tantangan zaman, menjaga keseimbangan antara aspek duniawi dan spiritual sangatlah penting. Kesehatan spiritual yang kuat dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, baik mental maupun fisik. Dengan fondasi karakter yang kokoh dan sikap saling menghargai, kita dapat menghadapi berbagai rintangan hidup dengan bijak.
Perayaan Hari Kerohanian Nasional dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Banyak masyarakat yang merayakannya dengan mengunjungi tempat ibadah sesuai keyakinan masing-masing, berdoa, dan melakukan refleksi. Ini kesempatan emas untuk memperkuat hubungan spiritual sekaligus menunjukkan rasa hormat kepada keyakinan orang lain.
Dalam konteks yang lebih luas, kita juga dapat melakukan aksi sosial, seperti membantu sesama tanpa memandang latar belakang agama. Dengan cara ini, kita tidak hanya merayakan perbedaan tetapi juga berkontribusi dalam membangun bangsa yang lebih sejahtera dan bermartabat.
Hari Kerohanian Nasional, yang diperingati setiap 3 November, adalah pengingat bagi kita semua untuk terus menghargai keragaman yang ada di Indonesia. Dalam suasana yang damai dan rukun, kita dapat bersama-sama membangun fondasi yang kuat untuk bangsa ini. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kerohanian, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik, di mana setiap individu merasa dihargai dan dihormati, tanpa memandang perbedaan. Mari kita jadikan momen ini sebagai langkah untuk memperkuat karakter bangsa yang berakhlak baik dan penuh toleransi. (Z-2)
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Hal itu disampaikan dalam Acara Tawur Agung Kesanga, Perayaan Hari Suci Nyepi
Kementerian Agama sedang menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Hal ini menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang mendorong agama menjadi elemen membangun kedamaian
Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap 16 November mengingatkan pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam.
Toleransi adalah sikap menghargai dan menerima perbedaan dalam agama, budaya, dan ras untuk menciptakan kehidupan yang damai. Berikut contoh sikap toleransi.
Daerah-daerah ini menunjukkan bahwa masyarakat yang berbeda keyakinan bisa hidup berdampingan secara damai.
PAUS Leo XIV meminta gereja Katolik merespons perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI) dalam pernyataan perdananya kepada Kolese Kardinal, 10 Mei 2025.
Persoalan di Manggarai, Jakarta Selatan, lebih tepat diatasi bila ada lowongan pekerjaan yang disiapkan bagi anak-anak muda di sana.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Andar Nubowo menyebut hasil dari survei tersebut memperlihatkan persepsi positif terkait hal itu.
Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman panjang mengelola keberagaman agama dan budaya.
INDONESIA akan menjadi tuan rumah International Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) Leadership Meeting 2025 yang membahas peran agama dalam pembangunan global
Gua Maria adalah sebuah tempat yang dibangun khusus untuk kegiatan peziarahan dan keagamaan kepada Maria dan biasanya terletak di tempat yang jauh dari pusat kota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved