Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMERIKSAAN berkala bisa menjadi upaya preventif untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin termasuk kanker paru. Dokter spesialis paru sekaligus Direktur Utama RSUP Persahabatan dr Agus Dwi Susanto menekankan pemeriksaan kanker secara rutin setahun sekali sangat diperlukan tapi juga murah meriah.
"Sebenarnya skrining sederhana hanya foto rontgen. Deteksi dinding kanker paling sederhana dengan foto rontgen, nggak mahal. Sekarang zaman digital foto Rp50 ribu bisa," kata Agus di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (10/10).
"Jadi nggak perlu dicetak, diprint, minta hasil digitalnya bisa. Rp50 ribu ada beberapa laboratorium, kalau rata-rata sih sekitar Rp100 ribu setahun sekali jumlah segitu nggak mahal kan," tambahnya.
Baca juga : Ebus, Teknologi untuk Mendiagnosis Kanker Paru-Paru
Ia menjelaskan gejala yang paling sering bisa terjadi pada pengidap kanker paru adalah batuk berulang, batuk darah, berat badan turun, nyeri dada, dan sesak nafas. Bila muncul gejala-gejala penyakit seperti gejala pernafasan tersebut pada kelompok yang beresiko sebaiknya melakukan upaya skrining atau deteksi dini.
Gejala yang ditimbulkan gejala fisik selain gejala yang dirasakan oleh pasien tadi adalah gejala pernafasan. Selain itu gejala dari kanker paru adalah bisa muncul seperti pembesaran kelenjar, pembesaran di leher.
"Ada kelenjar yang membesar atau dada yang tidak simetris. Hanya sering kali kalau masa kanker masih kecil di paru sering tidak ada tanda-tanda yang bisa terlihat. Beberapa tanda yang mungkin juga berkaitan yang disebut sebagai paraneoplastic syndrome, misalnya bentuk kuku yang tidak normal berbentuk bulat-bulat gemuk," ungkapnya.
Minimal melakukan pemeriksaan foto rontgen atau foto toraks secara berkala minimal satu tahun sekali, yaitu dengan medical check up, dengan foto toraks depan belakang dan foto toraks lateral atau dari samping.
"Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) merekomendasikan gunakan skrining, CT scan, potongan terbatas itu lebih sensitif hasilnya untuk bisa mendeteksi kanker paru pada stadium yang lebih dini, stadium yang lebih awal," pungkasnya. (H-2)
Chad Dunbar, pesepeda tangguh berusia 45 tahun, didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium lanjut meski tidak pernah merokok, dengan gejala sakit di betis.
Gejala yang timbul akibat kanker ini sangat bervariasi, tergantung pada jenis kanker dan organ tubuh yang terserang kanker.
Kompleksitas penyakit kanker terjadi akibat proses kankernya itu sendiri, perbedaan karakteristik pasien, dan juga terapi yang diberikan.
Penelitian terbaru menunjukkan sekitar 55% kasus kanker payudara termasuk kategori HER2-Low
Yang paling penting buah ini kaya kandungan nutrisi sehingga memiliki banyak manfaat.
Kanker paru menjadi penyebab utama kematian karena kanker dengan perkiraan 1,8 juta kasus kematian (18%), diikuti kolorektal (9,4%), liver (8,3%), lambung (7,7%) dan kanker payudara (6,9%).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved