Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Angka Kekerasan dan Perundungan Masih Tinggi di Masyarakat

M. Iqbal Al Machmudi
08/10/2024 16:51
Angka Kekerasan dan Perundungan Masih Tinggi di Masyarakat
ilustrasi(freepik.com)

KETUA Dewan Pengurus Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Promosi Hak Anak dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Lia Latifah menekankan kasus kekerasan terhadap anak masih banyak terjadi bahkan meningkat.

Komnas PA menyebut kekerasan seksual dan perundungan banyak dilaporkan oleh masyarakat. Pada semester satu tahun ini sudah ada sekitar 100 laporan kekerasan seksual. Kemudian pada kasus perundungan dari 22 ribu anak yang diberikan edukasi, sekitar 21 ribu merupakan anak korban perundungan. Angka tersebut naik dari 19 ribu yang diberi edukasi, sekitar 16 ribunya menjadi korban perundungan.

"Jadi dari angka itu saja, dengan semakin banyak kita terjun ke masyarakat dan turun ke sekolah, kita berikan edukasi kepada masyarakat, jumlahnya justru banyak,' kata Lia saat dihubungi, Selasa (8/10).

Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyebut kekerasan terhadap perempuan usia 15-64 tahun menurun dari 9,4% pada 2016 menjadi 6,6% di 2024. Sedangkan prevalensi kekerasan terhadap anak-anak yaitu anak laki-laki, prevalensi turun dari 61,7% pada 2018 menjadi 49,83%, dan untuk anak perempuan dari 62% menjadi 51,78%.

Data tersebut berdasarkan hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) dan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2024.

Komnas PA mempertanyakan pengambilan data SPHPN dan SNPHAR apakah  berdasarkan laporan dari masyarakat. "Tapi kalau di Komnas Perlindungan Anak justru berbanding terbalik dengan apa yang diberikan oleh Kementerian PPA. Laporan di Komnas PA mengalami peningkatan kasus dari tingkat kekerasan terhadap anak. Baik itu kekerasan secara psikis, seksual, fisik, termasuk bullying (perundungan)," ujarnya.
 

Ia mengatakan sampai hari ini pihaknya banyak menangani kasus-kasus anak yang mengalami kekerasan, dan terbanyak adalah bullying. "Kita turun ke lapangan hampir setiap hari, kita bertemu dengan anak-anak yang menjadi korban bullying, baik bullying secara verbal atau fisik. Itu jumlahnya tidak main-main," ungkapnya.

Di sisi lain, ia mulai bersyukur masyarakat kini sudah berani melapor jika ada dugaan bullying atau kekerasan terhadap anak. Ia menceritakan pada kegiatan parenting, banyak orang tua yang langsung lakukan konseling, ketika anaknya mengalami kekerasan dari ayah kandungnya, anaknya mendapat kekerasan dari ayah sambungnya, dan kasus lainnya. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya