Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
DI tengah perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya perubahan cuaca tak menentu, berbagai pihak merasakan dampak secara langsung, salah satunya nelayan. Hal itu disampaikan oleh Muhammad Hafizul yang berprofesi sebagai nelayan.
“Nelayan kecil sudah benar-benar dihadapkan dengan perubahan iklim, anomali cuaca yang akibatnya mengganggu aktivitas nelayan,” ungkap Hafizul dalam diskusi bertajuk Pemanfaatan Teknologi Sebagai Upaya Nelayan Kecil Beradaptasi dengan Perubahan Iklim, Selasa (8/10).
Ia menuturkan, nelayan menjadi sering pulang lebih awal karena cuaca buruk yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terprediksi. Di musim normal, kata dia, sering kali ada angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi di titik penangkapan ikan.
Baca juga : BMKG Bakal Kembangkan Fitur Notifikasi Gelombang Tinggi untuk Nelayan
Hal itu tentu merugikan dan mengancam keselamatan nelayan saat menjalankan profesinya. Saat ini dia mengaku nelayan sudah melakukan adaptasi dengan mengganti jam melaut.
“Kalau pagi cuaca buruk, nelayan bisa mengganti dengan berangkat malam. Tapi masalahnya kalau pagi dan siang kita bisa memprediksi cuaca, sementara kalau malam tidak bisa,” ujarnya.
Dengan tantangan yang dihadapi itu, Hafizul berharap ada teknologi yang bisa menjawab kebutuhan nelayan untuk menyajikan data realtime tentang cuaca dan gelombang. Hal tersebut bertujuan membantu nelayan dalam mengambil keputusan.
“Kita harap nanti ada sebuah penerapan teknologi yang konkret bisa membantu nelayan paling tidak realtime atau 5 menit peringatan yang menyampaikan informasi cuaca dan tinggi gelombang di titik nelayan melakukan aktivitasnya. Di aplikasi Info BMKG ini prakiraan secara realtime belum ada fiturnya,” pungkas dia.(M-3)
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta periode Kamis, 7 Agustus 2025. Sebagian besar langit kawasan ibu kota diramalkan cerah berawan.
BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia untuk Kamis, 7 Agustus 2025.
CUACA ekstrem tak hanya menjadi ancaman di musim penghujan. Dalam beberapa hari terakhir, hujan deras hingga ekstrem kembali mengguyur sejumlah wilayah di Tanah Air,
Air laut pasang (rob) di perairan utara juga masih bertahan dengan ketinggian maksimum 0,9 meter pada pukul 05.00-09.00 WIB.
BMKG. merilis prakiraan cuaca nasional. Kota-kota besar di Indonesia diprediksi mengalami beragam kondisi cuaca mulai dari cerah berawan hingga hujan
Gelombang tinggi hingga 4 meter juga masih berlangsung di perairan selatan dan ketinggian 2,5 meter di perairan Karimunjawa bagian timur.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada Jumat 1 AGustus 2025
Dari 12 kapal yang kemarin tenggelam, tujuh kapal berhasil dievakuasi. Sebagian besar bodi kapal masih utuh meski ada mesin dan peralatan yang hilang,
Gelombang pasang terjadi sejak Senin (28/7). Ketinggian gelombang mencapai 3-4 meter.
Ratusan nelayan Dermaga Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa berhenti melaut karena angin kencang hingga gelombang tinggi terjadi di pesisir pantai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved