Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
PERNAHKAH kamu mendengar tentang fenomena Hari Tanpa Bayangan? Ini adalah peristiwa menarik di mana bayangan dari benda-benda tegak yang biasa kita lihat justru menghilang sejenak.
Fenomena ini dikenal sebagai Kulminasi Utama atau Istiwa', yang terjadi ketika Matahari tepat berada di posisi tertinggi di langit, tepat di atas kepala pengamat.
Pada saat itu, bayangan benda tampak lenyap karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Baca juga : Hari Tanpa Bayangan 2023 daerah Jakarta dan Sekitarnya
Fenomena ini tidak lepas dari bagaimana Bumi berputar mengelilingi Matahari. Bumi berotasi pada bidang yang sedikit miring terhadap bidang ekliptika, atau bidang di mana Bumi berputar mengelilingi Matahari. Hal inilah yang menyebabkan posisi Matahari terlihat bergerak antara 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan sepanjang tahun. Gerak semu harian Matahari inilah yang menyebabkan fenomena seperti Hari Tanpa Bayangan.
Pada 2024, Matahari akan berada tepat di khatulistiwa pada 20 Maret pukul 10.06 WIB dan 22 September pukul 19.43 WIB. Selain itu, Matahari juga akan mencapai titik balik utara pada 21 Juni pukul 03.50 WIB dan titik balik selatan pada 21 Desember pukul 16.20 WIB.
Posisi ini penting dalam menentukan kapan fenomena Hari Tanpa Bayangan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca juga : Sepekan Hari Tanpa Bayangan di Pulau Jawa, Ini Daerahnya
Indonesia, yang terletak di sekitar garis ekuator, beruntung dapat menyaksikan Kulminasi Utama ini dua kali dalam setahun. Fenomena ini terjadi saat deklinasi Matahari, atau posisi Matahari yang terlihat dari Bumi, tepat sejajar dengan lintang pengamat. Khususnya di kota Jakarta, Hari Tanpa Bayangan akan terjadi pada 4 Maret 2024 pukul 12.04 WIB dan 8 Oktober 2024 pukul 11.40 WIB.
Untuk wilayah lainnya di Indonesia, fenomena ini juga terjadi pada waktu yang berbeda. Sebagai contoh, di Baa, Nusa Tenggara Timur, fenomena Kulminasi Utama akan terjadi pada 21 Februari 2024, sedangkan di Sabang, Aceh, fenomena ini akan terjadi pada 4 April 2024. Gelombang Hari Tanpa Bayangan kembali terjadi pada 7 September 2024 di Sabang dan berlanjut hingga 21 Oktober 2024 di Baa.
Jika kamu berada di wilayah Indonesia, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan momen langka ini. Siapkan diri dan amati saat Matahari berada tepat di atas kepala, dan saksikan bagaimana bayanganmu seakan lenyap! Fenomena alam ini, meskipun berlangsung singkat, mengajarkan kita tentang betapa kompleks dan teraturnya gerak alam semesta. (BMKG/Z-3)
Banjir air laut pasang (rob) kembali merendam di sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati dengan ketinggian 20-100 centimeter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Rabu 25 Juni 2025. Sebagian besar kawasan ibu kota akan diselimuti awan tebal.
Untuk 38 kota besar di Indonesia akan mengalami cuaca hujan ringan, hujan sedang, hujan petir, berawan, dan berawan tebal
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 24 Juni 2025.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk Selasa, 24 Juni 2025. Dengan adanya daerah konvergensi dan konfluensi angin, potensi hujan di beberapa wilayah Indonesia meningkat
Gelombang tinggi di perairan selatan yakni 2,5-4 meter masih berlangsung, sehingga hal ini cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved