Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
PERAN seorang guru tidak lagi sesederhana memberi pelajaran di depan kelas. Di era modern ini, guru menghadapi berbagai tantangan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Dari perubahan teknologi yang pesat hingga tantangan psikologis dan sosial, mari kita kupas lebih dalam masalah yang sedang dihadapi para guru saat ini.
Kemajuan teknologi seolah menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi memberikan akses tanpa batas pada informasi dan mempermudah pembelajaran. Namun di sisi lain, para guru sering kali kesulitan mengikuti perkembangan teknologi terbaru.
Baca juga : Kipin Masuk Daftar 250 Perusahaan EdTech Terbaik Dunia
Setelah pandemi COVID-19 memaksa sekolah-sekolah beralih ke pembelajaran daring, banyak guru yang merasa tertinggal, terutama mereka yang tidak terbiasa dengan platform digital. Bukan hanya soal menguasai teknologi, tetapi juga bagaimana menyampaikannya secara efektif kepada siswa yang sering kali justru lebih paham teknologi.
Beban ini semakin berat ketika infrastruktur di beberapa wilayah masih terbatas, dengan banyak siswa yang kesulitan mengakses internet. Guru harus beradaptasi dengan cepat, mencari cara kreatif untuk tetap melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, meskipun banyak kendala teknis yang dihadapi.
Belum lagi para guru yang sudah memasuki usia lanjut dan berasal dari generasi yang berbeda, mereka pasti menghadapi tantangan tersendiri terkait teknologi yang digunakan saat ini, karena tentunya sangat berbeda dengan zaman mereka dulu.
Baca juga : Acer Menguatkan Dukungan pada Pendidikan di Indonesia melalui Guraru
Jika sebelumnya tugas utama seorang guru adalah mengajar, kini beban administrasi juga menjadi masalah besar. Banyak guru yang harus menghabiskan waktu untuk mengisi laporan, merancang silabus, dan melengkapi data-data lainnya.
Ini membuat mereka sering kali kewalahan dan merasa bahwa waktu yang seharusnya digunakan untuk berinteraksi langsung dengan siswa justru terbuang untuk hal-hal administratif.
Tak jarang, beban administrasi ini membuat guru kehilangan semangat mengajar karena merasa lebih seperti petugas administratif daripada pendidik. Akibatnya, kualitas pengajaran pun bisa terganggu.
Baca juga : Prabowo Subianto: 10 Ribu Anak Pintar akan Diberikan Beasiswa
Di luar tekanan teknologi dan administrasi, ada juga masalah psikologis yang semakin dirasakan oleh guru. Siswa generasi saat ini cenderung lebih kritis, cepat bosan, dan sulit diajak fokus.
Sering kali, guru harus berurusan dengan perilaku siswa yang menantang, mulai dari kurangnya minat belajar hingga masalah disiplin.
Selain itu, meningkatnya masalah mental di kalangan siswa seperti kecemasan, depresi, dan stress menambah beban emosional bagi para guru.
Baca juga : CD Projekt Red akan Rilis Update 2.1 untuk Cyberpunk 2077
Mereka dituntut untuk tidak hanya menjadi pendidik, tetapi juga pembimbing, konselor, dan terkadang, pelindung. Sayangnya, banyak guru merasa kurang dibekali dengan pelatihan psikologis yang memadai untuk menghadapi situasi ini.
Masalah klasik yang hingga kini masih menjadi sorotan adalah rendahnya gaji guru, terutama di negara-negara berkembang. Meskipun tanggung jawab mereka besar, banyak guru yang merasa bahwa upah yang mereka terima tidak sebanding dengan tekanan yang mereka hadapi.
Hal ini menyebabkan profesi guru terkadang dianggap kurang menjanjikan, padahal peran mereka sangat krusial dalam mencetak generasi masa depan.
Perubahan kurikulum adalah tantangan lain yang membuat guru harus terus-menerus beradaptasi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara yang mengalami perubahan kebijakan pendidikan, dari pendekatan berbasis kompetensi hingga teknologi digital.
Guru dituntut untuk selalu siap menghadapi perubahan ini, mempelajari metode baru, dan menerapkannya dengan cepat. Namun, sering kali, waktu dan sumber daya untuk pelatihan yang memadai kurang tersedia.
Di masa lalu, hubungan antara guru dan orang tua sangat erat. Namun, di era modern ini, dukungan dari orang tua terhadap proses belajar anak terkadang kurang maksimal.
Ada sebagian orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan kepada sekolah, tanpa melibatkan diri dalam mendukung anak di rumah.
Sebaliknya, ada juga yang terlalu menuntut, berharap guru mampu memberikan perhatian penuh pada anak mereka, sementara siswa lain juga memerlukan perhatian yang sama.
Menjadi guru di era modern adalah tugas yang penuh tantangan. Teknologi, beban administrasi, masalah emosional siswa, hingga tekanan sosial membuat peran guru menjadi semakin kompleks.
Meski begitu, banyak guru yang tetap berkomitmen untuk mendidik generasi masa depan dengan penuh dedikasi. Dukungan dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat sangat diperlukan untuk meringankan beban para guru, sehingga mereka dapat fokus memberikan yang terbaik bagi anak-anak bangsa. (NA) (Z-12)
Identitas digital bukan lagi menjadi sebuah opsi, tetapi suatu kebutuhan dasar.
Kukuh Kumara mengatakan bahwa tema Empowering the Future yang merupakan upaya kolaboratif untuk menciptakan pemahaman sekaligus mengedukasi masyarakat tentang teknologi terkini.
Ajang ini menghubungkan mahasiswa dan dunia industri dalam menjalin kerja sama di masa depan.
Indonesia International Electronics and Smart Appliances Expo (IEAE) 2025, akan digelar pada 6-8 Agustus 2025 di Jakarta.
Skoliosis dapat disebabkan oleh faktor kongenital atau bawaan lahir, faktor neuromuskular atau gangguan otot dan saraf, atau bahkan tidak ketahui sama sekali penyebabnya (idiopatik).
Penemuan objek antarbintang 3I/ATLAS memunculkan kembali spekulasi kontroversial: mungkinkah ini bukan sekadar komet, melainkan teknologi luar angkas yang disamarkan
Irfan menjelaskan satu lokasi yakni Pasar Kramat Jaya merupakan pembangunan baru, sementara tiga lokasi lainnya adalah pasar yang akan direvitalisasi total.
Dalam rangka menyambut pergantian tahun 2025, Park 5 Simatupang akan mengadakan perayaan Tahun Baru bertajuk "Urban Jungle Experience"
Rivara hadir sebagai hunian modern yang mengusung konsep ramah lingkungan, dilengkapi dengan Sertifikasi Greenship Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI).
Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan pertanian yang lebih menarik dan efisien bagi generasi muda
Wika Realty terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Manado dan sekitarnya akan rumah yang nyaman dan berkualitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved