Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) meminta pemerintah daerah memperluas cakupan imunisasi lewat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio nOPV2 sampai dengan 23 Oktober untuk 27 provinsi dan 31 Oktober 2024. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine mengatakan capaian imunisasi polio dosis 1 dan 2 untuk memutus penularan virus polio maka cakupan PIN minimal 95% dan merata.
"Apabila kita tidak dapat mencapai ini maka dikhawatirkan kita tidak dapat menekan risiko munculnya kasus-kasus polio berikutnya,” jelas Prima kepada Media Indonesia di Jakarta, Senin (30/9).
Baca juga : Program Imunisasi Nasional Rotavirus Dimulai. Ini Manfaatnya bagi Anak
Prima menerangkan haru tiga provinsi yaitu Banten, Jakarta dan Sumatera Selatan yang telah mencapai target cakupan ?95% untuk dosis 1 dan 2 imunisasi polio. Sementara provinsi lainnya seperti Gorontalo dan Sulawesi Selatan barumencapai cakupan dosis 1 sebesar 95% dan untuk dosis 2 belum mencapai cakupan minimal 95%.
Lebih lanjut, Prima menurutkan PIN Polio Tahap 1 di enam provinsi Tanah Papua telah dilaksanakan sejak 27 Mei 2024. Hingga 18 September 2024, total cakupan dosis 1 sebesar 54,5% (472.108 anak) dan dosis kedua 37,1%(320.868 anak).
Sementara untuk Sub PIN Polio Tahap 2 di 27 provinsi telah dilaksanakan mulai 23 Juli 2024, hingga 18 September 2024 total cakupan nOPV2 untuk dosis pertama sebesar 89,6% (14.719.278 anak) dan dosis kedua 82,6% (13.561.965 anak).
“Di awal tahun 2024, Kemenkes bersama WHO Indonesia melaksanakan pemetaan risiko transmisi polio, dan hasilnya terdapat 32 provinsi berisiko tinggi transmisi Polio. Pemetaan ini didasarkan pada beberapa kriteria, antara lain cakupan imunisasi rutin, kinerja surveilans polio dan sanitasi lingkungan,” kata Prima.
Prima mengungkapkan percepatan penutupan gap imunitas polio dengan pelaksanaan PIN Polio disertai dengan penguatan kinerja dan sensitivitas surveilans Polio dengan meningkatkan target menjadi >3/100.000 anak <15 tahun terus dilakukan sebagai upaya dan pendekatan untuk menurunkan penyebaran di daerah berisiko tinggi Polio. (H-3)
Dengan situasi KLB Polio yang saat ini sedang terjadi, dibutuhkan pemberian 2 dosis imunisasi tambahan polio tetes melalui kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Kasus polio masih terjadi di wilayah seperti Aceh, Pidie, Aceh Utara, Bireuen, Purwakarta, Klaten, Sampang, Pamekasan, Pandeglang, Mimika, Nduga, dan Asmat.
Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Kota Padang tahap pertama telah berhasil mencapai realisasi sebesar 94,7%, atau sebanyak 89.655 anak dari target 94.673 anak.
HINGGA berakhirnya Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024 tahap pertama di Kota Padang, Sumatra Barat, masih ada 13 ribu anak yang belum diimunisasi.
Dokter sekaligus pemerhati kesehatan, Reisa Broto Asmoro, dalam diskusi daring bertajuk ASI dan Imunisasi, menyebutkan bahwa ASI dan imunisasi dua hal yang tidak bisa saling menggantikan.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved