Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KONFERENSI tahunan Open Society Open atau OSC kembali diselenggarakan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka (UT). Konferensi tersebut telah diselenggarakan sebanyak lima kali, mulai dari konferensi nasional dan kemudian meningkat skalanya menjadi konferensi internasional.
Tahun ini, FHISIP UT berkolaborasi dengan Universitas Jember, Universitas Negeri Semarang (UNNES), dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPN VJ) dalam menyelenggarakan OSC.
OSC yang keenam ini diselenggarakan secara hybrid di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan, Banten, melalui Zoom Meeting, dan live streaming di Youtube UT-TV.
Baca juga : UT Kembangkan Teknologi AI untuk Pengembangan Pembelajaran
Mengusung tema, “Facing Resilient Future Through Sustainability and Innovation: Multidisciplinary Perspectives”, Dekan FHISIP UT, Meita Istianda, mengutarakan konferensi internasional ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta kontribusi nyata bagi masyarakat. Khususnya dalam menghadapi tantangan masa depan, dalam mewujudkan inovasi yang berkelanjutan berbasis perspektif multidisiplin.
"Konferensi ini menjadi wadah bagi para akademisi dan mahasiswa UT untuk menyebarluaskan penelitiannya. Tidak hanya itu, pada konferensi ini juga mengundang pembicara dari akademisi maupun praktisi profesional untuk berbagi dan bertukar pengetahuan khususnya pada bidang keilmuan terkait," ungkap Meita Istianda.
Tantangan AI
Baca juga : Feedloop AI - Telkom University Bersinergi untuk Kemajuan Pendidikan dan AI
Dalam kesempatan itu, Meita Istianda mengutarakan tantangan masa depan dengan kemajuan teknologi dengan keberadaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Katanya, AI selain menjadi tools yang dapat mempermudah berbagai kegiatan manusia, juga dapat dimanfaatkan secara negatif. Ia mencontohkan dalam proses ujian atau tugas-tugas yang diberikan oleh universitas atau program studi (prodi), kalangan mahasiswa ada yang terkadang memanfaatkan AI dengan tidak bertanggung jawab.
"Misalnya dia mengerjakan tugas menggunakan ChatGTP tanpa diolah kembali, tanpa dikaitkan dengan konsep atau teori yang seharusnya. Itu menjadi keterampilan dia atau skill dia kadang-kadang mentah," ungkap Meita.
Baca juga : Teknologi AI Ikut Berperan dalam Kegiatan Pembelajaran
Juga dalam pembuatan artikel bagi mahasiswa yang diwajibkan untuk membuat karya ilmiah.
"Nah, ini ada saja indikasi indikasi seperti itu, sehingga kita juga memerlukan edukasi untuk mahasiswa dalam penggunaan AI yang baik yang sesuai dengan ketentuan," tukasnya.
Contoh lain lagi, kata Meita, dalam kampanye yang tengah marak saat ini, kemungkinan terjadinya black campaign atau kampanye negatif yang diproduksi lewat AI juga besar.
Baca juga : UPI dan Unpad Bersama Yandex Bahas AI dan Lingkungan Digital Lebih Aman
"Jadi para akademisi atau para ilmuwan, jangan monodisiplin lagi, tetapi multi disiplin dengan mempelajari trend trend yang ada di masyarakat,” tuturnya.
Ketua Pelaksana OSC ke 6 UT, Yonarisman Muhammad Akbar, menambahkan tema OSC kali ini dipilih sesuai dengan kondisi dunia yang terus berubah dan dinamis.
"Bagaimana cara kita menghadapi AI kedepannya dengan ketidakpastian yang terus berlanjut di setiap zaman. Bagaimana lima tahun atau 10 tahun kedepannya? Apa yang akan terjadi maka kita mesti hadapi dengan kesiapan resiliensi yang mesti dihadapi,” tuturnya.
OSC ke 6 UT dihadiri para narasumber antara lain, Aruminingsih, dari BAPPENAS RI, Prof. Valerii Leonidovich Muzykant selaku Department of Mass Communication of RUDN University Rusia, Prof. Daryono, dari Universitas Terbuka dan Ainun Najib selaku Data & AI Profesional sebagai Keynote Speaker. (Z-9)
Universitas Terbuka mengukuhkan komitmennya sebagai pelopor pendidikan terbuka dan jarak jauh melalui penyelenggaraan ajang konferensi internasional bergengsi ICTL 2025.
ENAM Pelajar SMA Al Muslim Bekasi berhasil mengukir prestasi dengan terpilih untuk berpartisipasi dalam konferensi pelajar internasional Asia World Model United Nations (AWMUN) X
Kegiatan itu diikuti sebanyak 420 peserta yang berasal dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan luar negeri.
Kolaborasi yang didukung oleh konferensi internasional ini akan mendukung inovasi, sumber utama perubahan
Konferensi-konferensi ini menawarkan kesempatan kepada anak muda dari seluruh dunia untuk mengembangkan soft skill, mendapatkan paparan global terkini
SEPERTI kolaborasi Intel dan Microsoft yang melahirkan PC, di era Generative AI (GenAI), teknologi Large Language Model (LLM) membutuhkan sistem operasi.
Sistem Smart Classroom yang diimplementasikan IPB University bekerja sama dengan Huawei dan U-Learning, telah melalui uji coba terbatas dan menunjukkan hasil yang luar biasa.
World AI Show – Indonesia menawarkan platform strategis untuk dialog, investasi, dan kemitraan lintas sektor yang bertujuan untuk memungkinkan adopsi AI yang bertanggung jawab.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak hanya mengadopsi teknologi data streaming - mereka menerapkannya secara strategis untuk mengatasi tantangan bisnis.
Gekrafs mendorong anggota dewan menyusun draft undang-undang untuk diplomasi ekonomi kreatif. Tujuannya, agar budaya Indonesia dapat mendunia.
Agar agen AI (kecerdasan buatan) dapat mengambil keputusan yang tepat, mereka membutuhkan konteks historis tentang yang terjadi di masa lalu dan wawasan tentang saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved