Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GENCATAN Senjata Natal telah menjadi salah satu peristiwa paling terkenal dan sering diceritakan dalam mitologi Perang Dunia I. Namun, apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa gencatan senjata ini terjadi, dan apakah tentara Inggris dan Jerman benar-benar bermain sepak bola di wilayah terlarang?
Peristiwa ini terjadi pada Natal 1914, saat perang yang melibatkan negara-negara Eropa, seperti Jerman dan Inggris, dimulai pada musim panas tahun itu.
Pada malam Natal, prajurit dari Angkatan Ekspedisi Inggris (BEF) mendengar suara tentara Jerman di parit lawan menyanyikan lagu-lagu Natal dan patriotik, serta melihat lentera dan pohon cemara kecil di sepanjang parit. Pesan mulai diteriakkan antarparit, menciptakan suasana yang tidak terduga di tengah medan perang.
Baca juga : Pihak yang Bertikai di Yaman Setuju Gencatan Senjata dan Perdamaian di Pimpin PBB
Keesokan harinya, tentara Inggris dan Jerman bertemu di wilayah terlarang, saling bertukar hadiah, berfoto, dan beberapa bahkan bermain sepak bola secara spontan.
Mereka juga menguburkan korban yang jatuh dan memperbaiki parit serta tempat perlindungan. Namun, gencatan senjata ini tidak diterapkan di seluruh garis depan Barat; di tempat lain, pertempuran tetap berlanjut, dan korban masih terjadi pada Hari Natal.
Beberapa perwira merasa tidak senang dengan gencatan senjata ini, khawatir bahwa momen perdamaian ini akan melemahkan semangat tempur.
Baca juga : Paus: Turunkan Senjata di Karabakh, Cari Solusi Damai Demi Kemanusiaan
Setelah 1914, komando tinggi di kedua belah pihak berusaha mencegah terulangnya gencatan senjata serupa. Meskipun demikian, terdapat beberapa insiden terpisah di mana tentara mengadakan gencatan senjata singkat di kemudian hari, tidak hanya pada Natal.
Sistem yang dikenal sebagai 'Hidup dan Biarkan Hidup' muncul di sektor-sektor tenang di garis depan, di mana jeda singkat dalam permusuhan kadang-kadang disepakati secara tacit, memungkinkan kedua belah pihak untuk memperbaiki parit mereka atau mengumpulkan mayat.
Momen unik di Natal 1914 ini tercatat dalam kesaksian, surat-surat, dan buku harian para prajurit.
Baca juga : Sejarah Konflik yang Tak Berujung: Menelusuri Perang Terpanjang dan Pelajaran untuk Perdamaian
Seorang tentara Inggris bernama J Reading menggambarkan bagaimana pada pagi hari Natal, tentara Jerman mulai menyanyi dalam bahasa Inggris yang baik dan mengajak mereka untuk bertemu.
Reading menulis, “Hari itu, kami tidak saling tembak, dan semuanya terasa damai seperti mimpi.”
Pengalaman serupa juga diungkapkan John Ferguson, yang menyebutkan bagaimana mereka bercanda dengan musuh yang sebelumnya ingin mereka bunuh.
Baca juga : Putin Ingin Akhiri Konflik Ukraina Secara Menyeluruh, Bukan Gencatan Senjata
Letnan Jerman Kurt Zehmisch menuliskan dalam buku hariannya bahwa orang Inggris membawa bola sepak dan permainan yang meriah segera dimulai.
Gencatan senjata ini adalah salah satu momen paling diingat dari Perang Dunia I yang kelam, ketika perayaan Natal berhasil menyatukan musuh menjadi teman, meskipun hanya untuk sejenak.
Momen ini menunjukkan bahwa di tengah konflik yang menghancurkan, harapan dan kemanusiaan masih dapat ditemukan. (berbagai sumber/Z-1)
Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menghadiri Peringatan Natal Bersama TNI, Polri dan Masyarakat Wilayah Kogartap III/Surabaya di Gereja Mawar Sharon Tegalsari, Surabaya.
LORIN Solo Hotel mengawali tahun 2025 dengan mengadakan charity perayaan Natal karyawan bersama anak-anak Panti Asuhan Beth-San, Sabtu (4/1).
Jacklevyn Frits Manuputty mengucapkan terima kasih kepada jajaran Kepolisian RI, yang menurutnya berhasil melaksanakan tugas keamanan dan ketertiban masyarakat saat Natal dan Tahun Baru.
Sebanyak 37 ribu lebih per hari orang berkunjung ke kawasan Monumen Nasional (Monas) selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Sole Oha Natal menjadi tradisi penyampaian pesan Natal yang lebih diterima. Natal pun menggema dalam bahasa setempat melalui mulut pemakeng (pelantun syair adat).
Antonius mengingatkan para umat untuk senantiasa menebarkan kasih kepada sesama dengan didasari oleh bela rasa pada mereka yang rentan.
Inggris di Perang Dunia 1, Alasan Terlibat. Inggris terlibat Perang Dunia I: menjaga keseimbangan kekuatan Eropa, melindungi kepentingan maritim, dan memenuhi perjanjian aliansi.
POLITIK yang baik adalah politik yang bisa dikritik. Birokrasi bagus bila tidak imun dari kritik. Lembaga pemerintah apik bila langkahnya dalam sistem pengawasan yang kritis.
Sebuah buku berjudul Poetry of Byron yang dipinjam dari perpustakaan Sekolah St Bees sebelum Perang Dunia Pertama akhirnya dikembalikan setelah lebih dari 100 tahun.
Bapak Pramuka Dunia Baden Powell, meninggalkan jejak penting tidak hanya dalam gerakan kepanduan, tetapi juga dalam sejarah militer. Khususnya di Perang Dunia 1.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved