Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Apakah Bajak Laut Masih Ada? Simak Penjelasannya

Eve Candela F
19/9/2024 12:55
Apakah Bajak Laut Masih Ada? Simak Penjelasannya
Ilustrasi - Bajak laut(freepik)

APAKAH bajak laut masih ada? Ya. Bajak laut hingga saat ini masih ada. 

Jika dahulu kita mendengar kata bajak laut, yang dipikirkan adalah tentang kapal layar kayu yang berlayar melintasi Karibia, menjarah kapal pemerintah, dan menyebabkan kekacauan di kota-kota pesisir, serta gambar bendera hitam dengan tengkorak dan tulang sangat banyak.

Saat ini telah tergantikan dengan kata bajak laut modern. Bajak laut modern hingga kini masih ada dan mereka terus berkeliaran di lautan yang mengancam impor dalam jumlah besar. 

Baca juga : Sejarah Bajak Laut di Indonesia Zaman Dahulu

Bajak laut modern tetap menjadi salah satu ancaman terpenting bagi kargo maritim dan, selama 30 tahun terakhir, telah mengakibatkan hampir 13.000 serangan terhadap kapal-kapal yang sedang beroperasi.

Perbedaan utama dari bajak laut dahulu dan modern adalah saat ini bajak laut tidak lagi melawan pemerintah atau bersembunyi di pulau-pulau terlantar. Sebaliknya, bajak laut modern berfokus pada penyerangan kapal kargo, baik dengan mencuri sebagian barang dagangan atau meminta tebusan. Jadi, mereka tidak lagi mengincar peti emas, melainkan peti kemas besar.

Negara Mana Saja yang Masih Terdapat Bajak Laut?

1. Nigeria

Negara di Afrika Barat ini mencatat jumlah insiden pembajakan kapal terbanyak. Menurut data dari Statista Research Department, dalam setahun tercatat 35 kasus pembajakan. Perompak di perairan Nigeria juga menggunakan teknologi canggih untuk menyerang kapal-kapal yang melintas.

Baca juga : 10 Buku tentang Bajak Laut

Diketahui area pantai Nigeria merupakan salah satu perairan yang paling berbahaya di dunia untuk kapal-kapal. Salah satu kejadian terkini adalah pembajakan kapal kontainer Boden yang mengakibatkan 15 awak kapal asal Turki tertawan.

2. Indonesia

Sebagai negara di Asia Tenggara, Indonesia juga menghadapi banyak insiden pembajakan kapal. Berdasarkan data dari Statista Research Department, tercatat 26 kasus pembajakan sepanjang tahun 2020.

Salah satu insiden tersebut adalah pembajakan kapal mewah Australia di perairan Lampung pada Mei 2020. Kapal tersebut berlayar dari Australia dan melewati wilayah Kuala Tadas, Lampung. Selain itu, ada juga insiden di perairan Karimata yang menargetkan kapal-kapal nelayan.

Baca juga : Ternyata, Bajak Laut itu Nyata! Ini Buktinya!

3. Ghana

Ghana, yang termasuk negara di Afrika Barat ini juga perlu diwaspadai terkait serangan bajak laut terhadap kapal. Menurut Statista Research Department, sepanjang tahun 2020 terjadi 9 insiden pembajakan di Ghana.

Kawasan Afrika Barat sering menjadi tempat aktivitas bajak laut. Salah satu kejadian terbaru adalah pembajakan kapal MV Rowayton Eagle, yang tengah berlayar dari Kepulauan Canary ke Lagos, Nigeria, dan diserang di sekitar pantai Accra, Ghana.

4. Benin

Selain Nigeria dan Ghana, Republik Benin di Afrika Barat juga merupakan area yang perlu diwaspadai oleh kapal-kapal yang melintas. Data dari Statista Research Department mencatat 11 kasus pembajakan sepanjang tahun 2020.

Baca juga : Arrr! Hari Ini Hari Bajak Laut Sedunia, Mau Ikutan Ngomong Kayak Kapten Jack Sparrow?

Salah satu insiden terkini adalah pembajakan kapal tanker De Poli di Teluk Guinea, lepas pantai Benin, di mana perompak menculik 15 awak kapal dari tanker yang membawa bahan kimia.

5. Singapura

Tak hanya Indonesia, negara tetangga kita juga mengalami risiko pembajakan di Asia Tenggara. Data dari Statista Research Department menunjukkan tahun 2020 terjadi 23 kasus pembajakan kapal di Selat Singapura.

Sebagai jalur pelayaran penting, Selat Singapura dilintasi banyak kapal, yang menarik perhatian perompak. Kapal tanker menjadi sasaran utama mereka di wilayah ini. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya