Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BANK Sampah Kemuning bekerja sama dengan Universitas Mercu Buana (UMB) mengembangkan inovasi pengelolaan limbah. Fokus utama dari kolaborasi ini adalah pengolahan sampah plastik dengan memanfaatkan keahlian teknik mesin.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari hibah yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) 2024, yang bertujuan untuk memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat.
Bank Sampah Kemuning, yang awalnya merupakan gabungan dari kelompok pembuatan kompos takakura dan bank sampah dengan delapan nasabah, telah berkembang pesat. Saat ini, bank sampah yang berlokasi di Perumahan Binong Permai tersebut menangani sampah organik dan anorganik dari warga sekitar.
Baca juga : Sampah Masih Jadi Masalah di Indonesia, Ini Alasannya
Namun, menurut Widhi Artati, pembina Bank Sampah Kemuning, kegiatan bank sampah masih sebatas pengumpulan, penimbangan, dan penjualan sampah anorganik tanpa adanya inovasi dalam proses daur ulang.
"Tantangan terbesar kami adalah memotivasi masyarakat untuk lebih kreatif dalam mengelola limbah, terutama dalam inovasi produk berbasis plastik daur ulang," ujar Widhi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim pengabdian UMB merancang dan membuat mesin pencacah plastik serta mesin injeksi plastik. Kedua mesin ini diharapkan dapat membantu Bank Sampah Kemuning dalam mengolah limbah plastik menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis.
Baca juga : Menjaga Lingkungan dengan Kedepankan Proses Daur Ulang Plastik
Pelatihan penggunaan mesin telah dilaksanakan pada 1 dan 14 September 2024, dihadiri sekitar 20 anggota bank sampah. Peserta diberikan pemahaman teknis dan praktik langsung untuk mengoperasikan mesin selama pelatihan dua jam.
Hasil dari pengolahan plastik tersebut berupa produk daur ulang, seperti alas gelas (coaster), yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan Bank Sampah Kemuning.
Selain itu, tim UMB akan membantu dalam pemasaran produk melalui e-commerce dan media sosial.
Baca juga : 4.400 Sampah Botol Plastik Terkumpul di BCA Expo 2024 untuk Didaur Ulang
"Produk daur ulang ini akan dipasarkan lebih luas agar dikenal oleh masyarakat dan menjadi contoh pemanfaatan limbah plastik yang efektif," kata Yudhi Chandra Dwiaji dari UMB.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menjadi program jangka pendek, tetapi juga kemitraan jangka panjang antara UMB dan Bank Sampah Kemuning.
Keberhasilan program ini dapat menjadi model bagi bank sampah lain di wilayah Tangerang, dengan harapan mampu mendorong inovasi pengelolaan limbah di masyarakat. (Z-1)
Kota Cilegon, Banten siap memanfaatkan aspal dari bahan plastik sepanjang 20 kilometer.
Pada 2018, mengaspal 6.372 meter area pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Banten, Indonesia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal melarang tempat-tempat perbelanjaan menggunakan kantong plastik sekali pakai. Aturan tersebut berlaku efektif 1 Juli 2020.
Perlahan, pembeli yang datang berbelanja sudah menyadari adanya kebijakan itu. Namun, mereka tetap mau membayar daripada harus membawa kantong sendiri dari rumah.
Dari sosialisasi rancangan pergub yang telah dilakukan sejak awal Januari, lebih dari 50% pedagang pasar tradisional dan retailer serta masyarakat setuju penerapan pergub itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan alasan bahwa pergub tersebut belum disahkan karena masih ada poin-poin yang harus dibereskan oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Koleksi Fuguku asal Indonesia dan koleksi desainer Terry Yeo dari SIngapura menggunakan kain dengan material limbah plastik.
Umat Vihara, dan warga sekitar menolak pembangunan tersebut karena dampaknya yang dapat mengganggu kenyamanan
Desain dapat menjadi medium transformatif dalam menghadapi tantangan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini, yaitu mengurangi limbah plastik.
Inisiatif DBS Foundation ini memberikan apresiasi kepada para inovator yang berupaya dalam memecahkan tantangan sosial dan lingkungan di Indonesia.
HINGGA kini, seluruh dunia masih belum memiliki standar baku mutu untuk pencemaran limbah plastik di lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved