Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemanparekraf/Baparekraf) meluncurkan buku Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 Tahun 2024 yang mendokumentasikan perjalanan dan dampak KSW 5.0 di 10 desa wisata. Acara itu diselenggarakan bersamaan dengan Forum Pentahelix KSW di Jakarta, hari ini, Selasa (10/9) yang juga dihadiri para pengurus desa wisata binaan yang tampil mempresentasikan program-programnya.
Selain mengupas profil, potensi, daya tarik yang dimiliki setiap desa wisata, buku tersebut mencatat perjalanan desa menemukenali peluang maupun tantangan, serta menyusun langkah nyata untuk pengembangan pariwisata. “Buku ini juga menyampaikan dampak positif yang telah dialami desa bersama dengan tim KSW 5.0 baik dalam bentuk data maupun testimoni dari para local champion, narasumber pendamping, serta perwakilan dinas pariwisata setempat,” kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini Mohamad Paham.
Buku KSW 5.0 2024 juga mengupas profil dan berbagai program wisata yang ditawarkan 3 desa wisata KSW terbaik yaitu Desa Wisata Sanankerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Desa Wisata Ranupani, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, serta Desa Wisata Jagalan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca juga : Menparekraf Upayakan Penerbangan Internasional Langsung ke Belitung
Selain itu, dikupas pula tujuh wisata penerima manfaat program KSW lainnya yaitu Desa Wisata Tamanmartani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Desa Wisata Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Desa Wisata Sombu, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Desa Wisata Mertak, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Desa Wisata Lumban Bulbul, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Desa Wisata Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, serta Desa Wisata Buwun Sejati, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Sementara, Menparekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya menyatakan KSW 5.0 bertujuan memberikan kesempatan dan ruang kepada desa untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak agar pembangunan desa wisata dapat berkelanjutan. “Kolaborasi pentahelix itu melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media. Tujuan pengembangan desa wisata itu berujung pada peningkatan perekonomian, pelestarian budaya, dan lingkungan,” kata Sandiaga.
Program KSW 5.0 pada 2024 juga menuntaskan rangkaian kegiatan di berbagai desa wisata di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas, yaitu Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Danau Toba, Lombok, Labuan Bajo, dan Wakatobi. Fokus utama KSW 5.0 adalah pengembangan desa wisata, peningkatan kapasitas sumber daya manusia pengelola pariwisata, dan mendorong kemitraan.
Martini menyatakan, program KSW diawali proses sosialiasi disusul pemetaan potensi, pelatihan, serta 4 kali pendampingan intensif. “Aspek keberlanjutan juga menjadi fokus utama, agar desa wisata tetap konsisten bertumbuh pasca KSW 5.0 dilaksanakan. Kami membenahi dan memperkuat tata kelola kelembagaan, serta memastikan partisipasi local champion sebagai motor penggerak, yang terpilih dari unsur-unsur desa seperti aparat, Pokdarwis, PKK, Karang Taruna, serta pelaku pariwisata,” ujar Martini. (X-8)
"Hal ini menjadi peluang bagi pemda untuk membuat anggaran belanja yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing,"
PENGAMAT ekonomi Universitas Airlangga, Gigih Prihantono, menilai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berhasil memberdayakan potensi ekonomi desa.
Program pemberdayaan yang dilaksanakan BRI diharapkan dapat terus berjalan secara kontinu untuk mengembangkan potensi sumber daya alam dan manusia yang ada di desa.
Dirjen Bimas Islam Kemenag menjalin kerja sama dengan Kemendes PDTT untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat desa.
Sebagai bagian dari program percepatan ekomoni di desa, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto melakukan kunjungan kerja ke dua desa di Kutai Kartanegara, Kaltim.
PROGRAM Makan Bergizi Gratis yang diterapkan pemerintah akan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai mitra.
Secara teori memang terlihat mudah memerankan BUMDes pada program tersebut. Tapi pada praktiknya butuh konsep yang memang harus matang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved