Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PEMKOT Denpasar menggelar upacara persembahyangan sekaligus prosesi Tumpek Wariga di Pura Agung Lokanatha Denpasar, Sabtu (31/8) . Tumpek Wariga atau yang juga dikenal dengan Tumpek Pengarah ini bermakna menghormati tumbuh-tumbuhan melalui prosesi ritual sebagai bentuk ucapan terima kasih dan sekaligus mendoakan agar tumbuh-tumbuhan memberikan manfaat bagi kehidupan.
Dalam prosesi ritual yang juga dikenal sebagai Tumpek Bubuh ini, Sekretaris Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana bersama hadirin lainnya melaksanakan Nguduh Sarwa Tumuwuh. Prosesi ini memberikan persembahan kepada tumbuh-tumbuhan berupa bubuh (bubur) lima macam warna sesuai dengan jenis tumbuhannya.
Seperti yan termuat di dalam Lontar Bhagawan Agastyaprana, kelima jenis bubur tersebut yakni bubur beras putih diperuntukkan bagi tumbuhan penghasil umbi-umbian. Kedua, bubur beras merah kepada tumbuh-tumbuhan penghasil biji-bijan. Ketiga, bubur sumsum hijau kepada pepohonan yang berbuah melalui penyerbukan bunga putik seperti mangga, klengkeng, dan semacamnya.
Baca juga : Antisipasi Penyebaran Virus MPox, Penumpang dari Luar Negeri ke Bandara Ngurah Rai Harus Isi Form Satu Sehat
Keempat, bubur ketan kuning untuk pepohonan yang berbuah di batang/dahan, seperti nangka, durian dan semacamnya. Kelima yakni bubur beras injin (beras hitam) untuk tumbuhan dan tanaman hias penghasil bunga, daun warna- warni, dan penghasil minyak harum.
Dalam prosesi tersebut, bubur-bubur tersebut ditempelkan pada batang pohon setelah sebelumnya batang itu sedikit ditoreh sembari mengucapkan kata-kata, 'Kaki-kaki (kakek-kakek), Nini-nini (nenek-nenek), niki ke aturan bubuh, mangda mesin gembal, mebunga megambah, buin selae lemeng wenten upacara Galungan, mangda medon, mebunga, miwah mebuah nged, nged, nged'.
Yang intinya dengan memberikan bubur tersebut, harapannya dan sangat diyakini tanaman akan tumbuh berbunga dan berbuah lebat sehingga bisa dimanfaatkan pada perayaan hari raya Galungan dan Kuningan yang jatuh berturut-turut pada 25 hari dan 35 hari ke depannya.
Baca juga : Operasi Sistem Telerobotik bisa Jadi Solusi Dunia Media Atasi Kekurangan Dokter di Indonesia
Sekda Ida Bagus Alit Wiradana rangkaian prosesi hari suci Tumpek Wariga di Kota Denpasar rutin dilaksanakan yang jatuh setiap 210 hari.
"Prosesi perayaan Tumpek Wariga ini merupakan hari penghormatan kita kepada alam, lingkungan dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini adalah penjabaran dari konsep Tri Hita Karana, yakni membangun hubungan harmonis antara manusia dengan alam," ujar Alit Wiradana.
Selain itu, Alit Wiradana juga berharap perayaan Tumpek Wariga ini dapat dijadikan momentum rasa berterima kasih kepada alam semesta yang telah memberikan limpahan hasil kekayaan alam sehingga kita sebagai umat manusia dapat memanfaatkannya untuk hidup dan menjalankan aktivitas dengan baik.
"Penghormatan ini bisa dalam bentuk menyucikan tumbuh-tumbuhan dan memuliakannya melalui serangkaian prosesi upacara," katanya. (H-2)
GELARAN Munang Maning Sport Enthusiast (MMSE) Fun Run 5K dan 10K yang digagas oleh komunitas Munang Maning Sport Enthusiast (MMSE) Denpasar mendapat apresiasi.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menekankan pentingnya festival ini sebagai ruang ekspresi bagi generasi muda.
Ibis Styles Bali hadirkan program "City Heritage Tour: Denpasar Has Stories" yang ajak tamu selusuri sejarah dan kehidupan lokal di Denpasar.
Acara yang diselenggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Denpasar ini bertujuan untuk mewujudkan kerukunan umat beragama dengan menyasar berbagai elemen masyarakat.
Bale Kertha Adhyaksa Jaga Desa dan Umah Restorative Justice pada 27 desa, 16 kelurahan dan 35 desa adat di Kota Denpasar, Bali, diresmikan secara serentak.
Pemerintah Kota Denpasar bersama Komunitas Rare Angon kembali akan menggelar festival layang-layang yang bertajuk Rare Angon Festival bertaraf internasional.
Kementerian Pariwisata RI, lanjut dia, berkomitmen mendukung pariwisata daerah, dan melalui kegiatan ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan promosi dalam memasarkan event,
Lomba balap traktor ini merupakan kearifan lokal yang dilakukan setiap awal tanam padi sebagai bentuk rasa syukur.
KEMANDIRIAN masyarakat di setiap daerah harus didorong untuk bisa tercapai. Salah satu cara paling relevan dan efektif adalah dengan memanfaatkan kearifan lokal.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Gali kearifan lokal Jawa! Temukan pitutur luhur, nasihat bijak, dan filosofi mendalam yang relevan sepanjang masa. Pelajari budaya Jawa lebih dalam!
Menyinggung inisiatifnya memimpin ParPaluta, Hamsiruddin mengutarakan ingin melestarikan kearifan lokal, sebab itu merupakan identitas diri di tengah globalisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved