Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
APOTEKER lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Windi WikandarI menjelaskan alasan obat antibiotik harus dikonsumsi sampai tuntas. Ia mengingatkan agar jangan sampai minum obat antibiotik berhenti sebelum akhir periode konsumsi, meskipun gejala penyakit yang diderita sudah menurun atau hilang.
Gejala penyakit yang berkurang, kata Windi, karena bakteri sedang dalam fase dormansi atau tidak aktif secara metabolik dan melindungi diri dari kerusakan yang disebabkan oleh berbagai hal, termasuk antibiotik.
Oleh karena itu, mengonsumsi antibiotik tidak sampai tuntas justru akan membuat bakteri tersebut aktif kembali dengan kekebalan yang lebih kuat terhadap antibiotik yang sama.
"Masalahnya, jika bakteri sudah kebal antibiotik pertama kita harus minum dalam waktu yang lebih panjang. Misal, udah resisten obat TB yang (semula minum) enam bulan tadi, harus minum 12 bulan, atau minum lebih lama lagi, bisa lebih panjang dari 12 bulan. Harga yang dibutuhkan semakin lebih tinggi lagi kalau kita terkena resistensi anti-mikroba," terang dia.
"Antibiotik itu kan anti-bakteri berarti kita sedang terinfeksi bakteri, bakteri itu adalah makhluk hidup yang kita butuh waktu untuk mematikan secara sempurna, mati total," katanya.
Dia menjelaskan jenis-jenis bakteri yang menginfeksi tubuh memiliki jangka waktu yang berbeda-beda untuk membuatnya dalam kondisi musnah sepenuhnya.
"Ada yang butuh waktu lima hari, ada yang butuh waktu tujuh hari, ada yang butuh waktu 14 hari, bahkan ada yang butuh waktu 6-12 bulan. Itu sudah diteliti bahwa bakteri tertentu ini bisa mati dalam jangka waktu tersebut,"katanya.
Konsumsi obat antibiotik, terangnya, harus sesuai dengan anjuran dokter dan diminum tepat waktu sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak menjadi lebih banyak.
"Jadi kita memastikan biar tidak ada kesempatan berkembang biak. Kita harus minumnya di saat yang tepat, jadi saat obat mau habis dalam tubuh kita harus isi lagi dalam jangka waktu yang tepat, dalam jumlah yang pas. Itu akan mematikan bakteri secara tuntas," tukasnya. (Ant/H-3)
Peneliti mengembangkan terapi kanker baru dengan memanfaatkan bakteri untuk menyembunyikan dan mengantarkan virus langsung ke sel tumor.
Tim peneliti yang dipimpin oleh ahli biologi kelautan, yakni Shana Gofferdi yang berasal dari Occidental College, mencatat bahwa laba-labat laut tidak hanya mampu bertahan hidup saja
Setelah satu dekade misteri, ilmuwan mengungkap bakteri Vibrio pectenicida sebagai penyebab sea star wasting disease di Pantai Barat Amerika Utara.
Jangan buru-buru injak kecoa! Temukan 6 alasan ilmiah mengapa membunuh kecoa hingga hancur berbahaya dan cara aman membasminya di rumah.
Apabila keringat berlebih dari aktivitas tersebut bertemu dengan bakteri di ketiak, maka muncullah bau ketiak.
Aplikasi bakteri pereduksi nitrat terpilih yang memiliki aktivitas mereduksi N2O tinggi dapat menurunkan emisi N2O di lahan sawah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved