Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dinkes Pastikan Belum Ada Tambahan Kasus Mpox

Indriyani Astuti
21/8/2024 19:50
Dinkes Pastikan Belum Ada Tambahan Kasus Mpox
Ilustrasi virus.(freepik)

 

DINAS Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) memastikan belum ada tambahan kasus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) di wilayah itu. 

Kepala Dinkes Jabar Vini Adiani Dewi menuturkan sejauh ini wilayahnya masih dalam tahap aman dari ancaman cacar monyet. Ia juga menuturkan belum ada laporan kasus baru dari kota/kabupaten, selain yang terjadi pada 2023.

 

Baca juga : Kemenkes Konfirmasi 88 Kasus Mpox hingga 17 Agustus 2024

"Kebijakan WHO menyatakan supaya kita concern. Jadi kita bersiap saja dan kami siap. Alhamdulillah untuk kasus, setelah saya update ke kabupaten/kota, dipantau sejak Mei 2023 sampai Mei 2024 sekarang masih 13 kasus yang dulu, dan semuanya sudah sembuh," kata Vini, Rabu (21/8). 

Mengenai vaksin cacar monyet yang akan digencarkan oleh Kementerian Kesehatan, Vini mengatakan dosis vaksin dikhususkan pada orang yang rentan terpapar, terutama pelaku hubungan seksual sesama jenis. Sementara yang di luar itu, ujar dia, belum diwajibkan vaksin karena minim ancaman terpapar penyakit tersebut.

 

Baca juga : Menkes Sebut Polisi Masih Usut Kematian Mahasiswi PPDS Undip

"Mpox banyak terjadi pada pasien yang maaf, kelainan seksual. Pada orang yang tidak baik dalam prilaku seksual. Jadi (vaksin) diberikan kepada orang yang masalah seksual tadi. Kemenkes belum menyatakan vaksin ini sifatnya wajib. Hanya diberikan ke yang menyimpang (kelainan seksual)," ucapnya.

 

Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan cacar monyet sudah menyentuh angka 88 kasus per Sabtu (17/8). Kasus tersebut menyebar dari Jakarta hingga Kepulauan Riau (Kepri).

Baca juga : Kemenkes Jatuhi Sanksi  39 Pelaku Rerundungan di RS vertikal

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes menyebut sebaran kasus tersebut meliputi 59 kasus di Jakarta, 13 kasus di Jawa Barat, 9 kasus di Banten, 3 kasus di Jawa Timur dan Yogyakarta, serta 1 kasus di Kepulauan Riau. Dari 88 kasus, sebanyak 87 kasus telah pulih.

 

Puncak kasus cacar monyet yang terkonfirmasi terjadi pada Oktober 2023, meski varian yang beredar tidak memiliki tingkat fatalitas yang tinggi, namun penyebarannya sangat mudah. Hal ini menjadi suatu hal yang perlu diwaspadai.

Baca juga : Kemenkes Terima 356 Laporan Perundungan PPDS 

 

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan lonjakan kasus cacar monyet secara global sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, dan tingkat kewaspadaan yang tinggi. (Ant/H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya