Kisah Tiga Kreator Konten Indonesia dalam Memperkenalkan Budaya Indonesia Melalui TikTok

Eve Candela F
15/8/2024 07:46
Kisah Tiga Kreator Konten Indonesia dalam Memperkenalkan Budaya Indonesia Melalui TikTok
Tiga kreator konten yaitu Kiki Nasution (kiri atas), Ayuan Prawida (kanan atas), dan Kadek Astini (bawah) berfoto bersama dalam acara wawancara daring pada Rabu (14/8).(MI/Eve Candela F)

TIGA kreator konten Indonesia membagikan kisah mereka dalam memperkenalkan keragaman dan keunikan budaya Indonesia. Melalui platform jejaring sosial TikTok, para kreator ini berusaha memperkenalkan hal tersebut kepada masyarakat luas.

Kreator pertama adalah seorang pembuat film sekaligus fotografer, Kiki Nasution, yang senang berpetualang dengan menjelajahi keindahan alam Indonesia dan mengunjungi komunitas adat di pedalaman yang jauh dari kehidupan perkotaan. 

Baca juga : Vina Muliana Sukses Bagikan Konten Tips Berkarier di TikTok

Instagram @kikitube--Kiki Nasution

Dalam penjelajahannya, Kiki menemukan bahwa masyarakat yang hidup di pedalaman itu hidup secara berkelanjutan dan menjaga hubungan yang sakral dengan hutan dan roh-roh leluhur. 

Melalui akunnya, yang bernama Sabda Bumi, Kiki juga kerap membagikan kisah-kisah mengenai masyarakat tradisional Indonesia. 

Baca juga : Cara Daftar TikTok Affiliate dan Syarat Terbaru 2023

Kiki menjelaskan ketika dirinya membuat konten tentang budaya, banyak penonton yang mengatakan adanya kemiripan budaya, meski dari daerah yang berbeda.

"Mereka (penonton) merasa adanya kemiripan budaya yang aku tunjukkan di kontenku. Misalnya, ada salah satu konten yang cukup engaging, yaitu proses menuangkan tuak ke tanah. Beberapa warga Bali yang melihat konten tersebut menyampaikan bahwa tradisi itu mirip dengan tradisi mereka. Dari sini, aku melihat ada benang merah dari akar kita, termasuk cara kita menghormati alam dan sistem sosial," kata Kiki dalam acara virtual Event TikTok Serunya Agustusan, Rabu (14/8).

Tidak hanya itu, Kiki juga menceritakan alasan masyarakat Baduy Dalam yang dilarang memakai sepatu seumur hidup. 

Baca juga : Di Festival Generasi Happy 2023, Capcut Kenalkan Template untuk Berkreasi

Kata Kiki, menurut masyarakat Baduy, memakai sepatu itu sama saja seperti memisahkan mereka dari alam, karena kontak langsung dengan Bumi dipercaya memiliki manfaat kesehatan

Kedua ada Ni Kadek Astini, seorang pengajar tari tradisional dan kreator TikTok, yang selalu ingin berupaya untuk melestarikan tarian Bali dengan mempromosikannya di platform digital. 

Instagram @adek_astini--Ni Kadek Astini

Baca juga : Bermain Game dan TikTok Bawa Kesukesan untuk Rizki Muhammad Fadil

Mbok Dek, sapaan akrabnya juga membuka sebuah sanggar tari dengan nama Sanggar Pradnya Swari, yang berlokasi di Jembrama, Bali. 

Ia mengatakan tujuan dari pembuatan kelas sanggar tersebut adalah untuk memberdayakan masyarakat lokal dan mendorong inklusivitas dengan membuka sekolah bagi anak-anak penyandang disabilitas secara gratis.

"Awal mulanya, saya membuka kelas untuk memfasilitasi anak dengan disabilitas dan memberikan ruang, karena mereka juga perlu berkarya. Saya melihat ruang untuk penyandang disabilitas itu sama sekali tidak ada dan dipandang sebelah mata. Pelatihan yang ada di sanggar kami berusaha untuk mengimbangi. Jika yang normal bisa, penyandang disabilitas pun juga pasti bisa," ujar Kadek.

Tidak berhenti sampai di situ, para wisatawan mancanegara pun kerap menghubungi Kadek untuk mengunjungi sanggarnya, mulai dari wisatawan dari Italia, Rusia, Polandia, Malaysia, Australia, Amerika Serikat, hingga India. 

"Banyak sekali orang dari luar negeri yang sengaja datang ke Bali untuk mencari sanggar kami. Padahal tempatnya lumayan jauh, yaitu di Bali Barat. Mereka rela menempuh perjalanan 4-5 jam ke lokasi sanggar kami," jelas Kadek.

Dengan begitu, karena kegigihan dan pengabdiannya dalam memberdayakan masyarakat lokal dan para penyandang disabilitas, Kadek mendapatkan sertifikat penghargaan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia pada tahun 2022 lalu. Penghargaan tersebut diberikan bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional (HDI) dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). 

Selain itu, salah satu desainer kondang dan selebritas, Ivan Gunawan pun meminta Kadek dan murid-muridnya untuk tampil di salah satu acara penyambutan peserta kontes kecantikan internasional yang digelar di Bali tahun 2022 lalu.

Kreator terakhir adalah seorang musisi asal Pontianak, Kalimantan Barat, Ayuan Prawida. 

Instagram @ayuanprawid--Ayuan Prawida

Melalui jejaring sosialnya, Ayuan sering memopulerkan instrumen musik tradisional khas Dayak, Sape dengan maemainkan lagu-lagu modern yang familiar di telinga generasi muda. 

Bermula dari belajar memainkan Sape secara otodidak setelah dikenalkan oleh temannya, Ayuan mencoba mengenalkan alat musik tersebut secara luas melalui siaran langsung di TikTok hingga berinteraksi dengan penonton. 

Selain itu, bagi Ayuan, Sape adalah alat musik tradisional Dayak, yang harus ia jaga kelestariannya.

"Pengalaman aku selama live itu sebenarnya antusias atau apresiasi dari mereka yang menonton itu dan itu sangat positif sekali. Aku juga bisa ngobrol secara real time bareng mereka, serta bisa menjangkau lebih luas untuk memperkenalkan alat musik yang sedang aku mainkan," kata Ayuan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya