Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Praktik Baik Perpustakaan Gunungkidul dan Magelang Contoh Inklusivitas Dukung Pembangunan Sosial

Indrastuti
13/8/2024 06:54
Praktik Baik Perpustakaan Gunungkidul dan Magelang Contoh Inklusivitas Dukung Pembangunan Sosial
Acara Knowledge Sharing Program on Library Transformation Based on Social Inclusion, di Yogyakarta, Senin (12/8/2024)(MI/INDRASTUTI)

PERPUSTAKAAN Gunung Kidul dan perpustakaan Magelang menerapkan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat menjadi contoh perpustakan negara anggota Colombo Plan. 

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Joko Santoso dalam acara Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) atau Knowledge Sharing Program on Library Transformation Based on Social Inclusion, di Yogyakarta, Senin (12/8)

"Kita akan memperlihatkan kepada peserta Colombo Plan atas keberhasilan program TPBIS yang dilakukan oleh Gunung Kidul dan Magelang yang bisa menyejahterakan masyarakat setempat,” kata Joko.

Baca juga : Sinergi & Kolaborasi untuk Keberlanjutan Penguatan Literasi di Perpustakaan

TPBIS mengusung tema “Leveraging the Role of Public Libraries in Strengthening Local Community: Best Practices” dan diusung oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) bekerja sama dengan Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri, dan dan Colombo Plan.

TPBIS diikuti oleh 19 peserta dari 11 negara Asia-Pasifik yakni Indonesia, Bangladesh, Bhutan, Laos, Malaysia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Filipina, Vietnam, serta Indonesia.

“TPBIS berbagi praktik terbaik dalam memperkuat peran perpustakaan umum dalam pembangunan sosial. Program TPBIS diinisiasi Perpusnas untuk meningkatkan literasi, kreativitas, serta mengurangi kemiskinan akses informasi,” tegasnya.

Baca juga : Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia

Joko mengatakan, Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS pertama kali digelar di Jakarta tahun 2023 pada 13 November 2023. Program tersebut dihadiri 18 peserta dari enam negara anggota Colombo Plan dan Indonesia.

Dalam program ini, peserta akan diinapkan di desa-desa TPBIS unggulan untuk mempelajari implementasi TPBIS di daerah yang sukses melaksanakan program tersebut. 

“Kami berharap pendekatan ini akan memberikan wawasan yang lebih luas dan memperkuat pemahaman peserta mengenai pentingnya perpustakaan dalam transformasi sosial,” tambahnya.

Baca juga : Terapkan Budaya Literasi, Sekolah Sukma Bangsa Sigi Lulus Nominasi Perpustakaan Terbaik 2024

Penguatan literasi masyarakata secara inklusif melalui TPBIS ini diharapkan dapat memerikan manfaat bagi negara-negara tersebut.
Tahun mendatang, program ini diharapkan berlanjut dan digelar di tempat berbeda. “Mempertimbangkan kesuksesan program di tahun lalu dan implementasi program tahun ini, kami mengusulkan bahwa tahun depan program berlanjut di Bali,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Noviyanti menegaskan pentingnya kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antarnegara.

“Kita berkumpul di sini untuk bertukar ide, berbagi praktik terbaik, dan menjalin jaringan kolaboratif yang akan membantu kita membuka potensi perpustakaan secara penuh,” ujarnya.

Baginya, keberlanjutan kegiatan ini menunjukkan dedikasi kolektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030. 

"Kehadiran kita semua di sini, menandakan dedikasi bersama untuk meningkatkan kualitas hidup di masyarakat," ungkapnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya