Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DI tengah era ekonomi berbasis inovasi, sinergi antara dunia akademik dan industri menjadi faktor penting dalam mendorong kemajuan suatu bangsa. Menurut Global Innovation Index 2023, meski telah meningkat dibanding tahun sebelumnya, Indonesia masih berada di peringkat 87 dari 132 negara. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi, terutama dalam hal penciptaan ekosistem pengetahuan, penelitian, dan penciptaan pasar yang mumpuni. Peringkat yang relatif rendah ini menyoroti kebutuhan akan ekosistem yang kuat yang dapat menjembatani kesenjangan antara penelitian akademis dan aplikasi industri.
Salah satu tantangan besar dalam kolaborasi antara perguruan tinggi (PT) dan industri di Indonesia adalah kesenjangan pengetahuan yang signifikan. Insan PT cenderung fokus pada penelitian teoretis, sementara industri mengutamakan solusi praktis dan kebutuhan pasar.
Ketidaksesuaian ini menyebabkan kurangnya pemahaman dan kerja sama yang menghambat inovasi kolaboratif. PT seringkali menghasilkan inovasi yang mengesankan secara akademis namun kurang menjual secara komersial, sementara industri mengabaikan wawasan akademis yang berharga. Kesenjangan ini disebabkan oleh perbedaan tujuan, hambatan komunikasi, dan kurangnya platform untuk kolaborasi yang efektif.
Baca juga : Mahasiswa Berkarya: Menginspirasi Dengan Projek Based Learning dan Student Centered Learning
Menyadari hal ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi telah meluncurkan program ekosistem Kedaireka, sebagai pondasi penting dalam memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi (PT) dan industri untuk mendorong inovasi demi kemajuan nasional.
Sejak didirikan pada 2020, Kedaireka telah memperkenalkan berbagai program untuk mengakselerasi kolaborasi antara akademisi dan industri. Meskipun seringkali luput dari perhatian publik, Kedaireka terus menjalankan fungsinya sebagai jembatan yang menciptakan ekosistem pertumbuhan dan inovasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Abdul Haris mengatakan, "Dalam era ekonomi berbasis inovasi, kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. Untuk mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam inovasi global, kita harus mengatasi kesenjangan antara penelitian akademis dan aplikasi praktis di industri. Program ekosistem Kedaireka hadir untuk menjembataninya, menciptakan sinergi yang dapat membawa Indonesia ke peringkat yang lebih tinggi di kancah internasional."
Baca juga : Kominfo Siapkan Pedoman Etika Penggunaan AI di Sektor Publik
Program-program ekosistem seperti RekaTalks dan CEO Mentorship dirancang untuk memudahkan pertukaran ide, pengetahuan, dan sumber daya. Ini memastikan bahwa penelitian-penelitian akademis dapat sesuai untuk memenuhi kebutuhan industri dan praktik industri mendapatkan manfaat dari wawasan terbaru dari dunia akademis.
Sebagai tokoh yang turut membidani lahirnya platform Kedaireka, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada & Dirjen Diktiristek periode 2020-2024, Nizam menegaskan bahwa penting bagi Indonesia untuk mengedepankan kolaborasi inovasi sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.
Ia menekankan, “Kunci utama dalam menumbuhkan ekosistem kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri adalah kesesuaian visi untuk memajukan ekonomi Indonesia melalui inovasi. Kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tidak hanya menciptakan sinergi, tetapi juga menunjukkan inisiatif dan proaktif dalam menginisiasi kerja sama. Pentingnya memberikan hasil yang cepat dan bermanfaat secara tepat bagi semua pihak, baik perguruan tinggi maupun industri, serta masyarakat secara keseluruhan, menegaskan pentingnya rasa saling percaya dalam membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan.”
Baca juga : ITC Leadership Summit 2023 Ajak Tenaga Kerja Bangun Inovasi dan Transformasi
Selain itu, ekosistem inovasi yang dikembangkan oleh Kedaireka juga menawarkan akses kepada pendanaan melalui program Dana Padanan, serta membantu dalam menarik dan mempertahankan tenaga ahli yang penting dalam pengembangan inovasi. Struktur jaringan dalam ekosistem juga membantu dalam memperoleh akses pasar yang lebih luas, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan dorongan terhadap inovasi.
Dalam ekosistem Kedaireka, program RekaTalks dan CEO Mentorship berfungsi secara sinergis untuk mencapai tujuan utama yaitu memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi (PT) dan industri demi mendorong inovasi yang solutif dan berkelanjutan. Kedua program ini, meskipun memiliki format dan pendekatan yang berbeda, saling melengkapi dalam beberapa cara untuk mendukung misi Kedaireka.
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan, Program Ekosistem RekaTalks dan CEO Mentorship diharapkan membangun kesadaran dan pengetahuan publik mengenai keberadaan Kedaireka sebagai sebuah ekosistem kolaborasi dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri.
Baca juga : Bappenas: RI Kekurangan Tenaga Kerja Terampil yang Ahli di Bidangnya
Setelah awareness tersebut berhasil terbangun, diharapkan adanya peningkatan partisipasi publik baik dari akademisi (perguruan tinggi) dan industri dalam kegiatan-kegiatan ekosistem Kedaireka.
RekaTalks adalah salah satu inisiatif unggulan di bawah ekosistem Kedaireka yang bertujuan untuk menjadi medium berbagi pengetahuan bagi publik, khususnya peneliti dan inovator dari perguruan tinggi (PT). Program ini dirancang untuk mensosialisasikan program dan ekosistem Kedaireka, serta memberikan wawasan tentang kolaborasi antara PT dan industri yang difasilitasi melalui platform Kedaireka.
RekaTalks bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri dalam menghasilkan inovasi yang solutif. Program ini menyebarluaskan wawasan dan pengetahuan melalui sesi diskusi dan presentasi dari para ahli dan pembuat kebijakan. RekaTalks menyediakan platform yang memungkinkan peneliti, inovator, dan pelaku industri bertukar ide, pengetahuan, dan pengalaman, yang pada gilirannya dapat mendorong terciptanya inovasi baru.
Format RekaTalks dirancang sebagai diskusi interaktif berbentuk talkshow yang dipandu oleh moderator. Dalam setiap sesi, pembicara dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi terkemuka, pemimpin industri, dan pembuat kebijakan, diberikan waktu untuk menyampaikan materi mereka. Sesi ini diakhiri dengan tanya jawab yang aktif, memungkinkan peserta untuk mendapatkan wawasan mendalam dan berinteraksi langsung dengan para ahli dalam bidang inovasi.
Sementara CEO Mentorship adalah program lain yang integral dalam ekosistem Kedaireka, menyediakan mentoring baik secara daring, luring, maupun hibrida untuk mitra bisnis dan industri yang sudah ada maupun mitra potensial. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara akademisi dan industri dengan memberikan mentoring yang berfokus pada praktik terbaik dan strategi inovasi.
Program ini dirancang untuk memfasilitasi peningkatan wawasan bagi mitra bisnis dan peneliti perguruan tinggi (PT), membantu mereka menciptakan solusi inovatif melalui bimbingan dari para pemimpin industri. Selain itu, CEO Mentorship juga bertujuan untuk memicu minat dalam inovasi dengan mendorong kolaborasi antara akademisi, masyarakat umum, dan industri melalui berbagi pengetahuan dari para ahli terkemuka.
Format CEO Mentorship melibatkan sesi mentoring yang memberikan peserta kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para mentor.
Program ini menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh dari berbagai sektor—termasuk perguruan tinggi, pemimpin perusahaan, institusi, lembaga pemerintah dan mungkin para pemimpin perusahaan—yang membagikan wawasan dan strategi mereka dalam berinovasi. Melalui sesi-sesi ini, peserta dapat mendapatkan bimbingan yang berharga dan berbagi pengalaman untuk memperkuat kapasitas inovatif mereka.
Direktur PMO Kedaireka 2024, Matrissya Hermita mengatakan, "di Kedaireka, kami percaya bahwa kolaborasi yang kuat antara perguruan tinggi dan industri adalah kunci untuk menciptakan inovasi yang berdampak. Dengan sinergi kedua program ini, kami optimis bahwa ekosistem Kedaireka akan terus menghasilkan inovasi yang tidak hanya relevan tetapi juga berkelanjutan.”
Melalui sinergi antara RekaTalks dan CEO Mentorship, Kedaireka diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang holistik dan efektif dalam mendorong kolaborasi dan inovasi. Upaya ini tidak hanya meningkatkan kapasitas inovasi nasional tetapi juga membantu menjembatani kesenjangan antara akademisi dan industri, menciptakan solusi yang relevan dan berdampak bagi kemajuan Indonesia. (Z-6)
Nilai pasar kemasan kotak karton gelombang di Asia Tenggara diproyeksi meningkat sekitar 4% setiap tahun pada periode 2021-2026.
INDUSTRI alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan tarif impor yang ditetapkan sebesar 19% ke Amerika Serikat.
Indonesia International Gifts and Housewares Expo (IGHE) 2025, akan kembali hadir pada 6-8 Agustus 2025 di Jakarta International Expo.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melaksanakan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tarif baru sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Indonesia, jauh lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 32%.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, sangat mendukung amendemen terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
PADA 124 tahun yang lalu, tepatnya pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina mengumumkan kebijakan politik etis Belanda untuk rakyat kolonialnya.
SOSIALISASI Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari sosialisasi strategis BPIP
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved