Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PELAKSANA Tugas (Plt) Kepala Biro Humas dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, nelayan merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena leptospirosis, penyakit yang ditularkan oleh urine tikus.
Hal tersebut dia sampaikan sebagai respons atas meninggalnya enam nelayan di Merak, Banten, yang diduga akibat leptospirosis.
Nadia menyebutkan bahwa kasus leptospirosis banyak terjadi saat banjir, karena air seni tikus dapat tercampur dengan air banjir dan menginfeksi manusia.
Baca juga : BMKG Dirikan Stasiun Meteorologi Maritim di Natuna
"Gejala mirip flu berat tapi sering ada bengkak di kaki dan tangan serta kulit yang kuning. Seringkali dikira penyakit hepatitis," ujarnya dikutip Rabu (7/8).
Dia menjelaskan bahwa ada obat untuk leptospirosis, namun apabila tidak diobati penyakit dapat menyebabkan kerusakan hati hingg pada kematian. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat agar selalu menggunakan alas kaki saat banjir, serta memastikan bahwa rumah bersih dan bebas dari tikus.
Dikutip dari situs resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, leptospirosis ialah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang ditemukan di air atau tanah yang terkontaminasi. Menurut mereka, risiko meningkat setelah terjadi hujan lebat, banjir, atau siklon tropis (hurricane).
Baca juga : Kapal Nelayan Tergulung Ombak, Satu Tewas
Kemudian, infeksi juga dapat terjadi apabila menyentuh cairan tubuh dari binatang yang terjangkit, atau mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi urine binatang yang terinfeksi leptospirosis.
CDC menyebutkan risiko terinfeksi penyakit ini meningkat apabila tinggal di suatu tempat atau gedung yang dihuni banyak orang atau padat. (Ant/H-3)
PENURUNAN permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut menyebabkan migrasi besar-besaran para nelayan dari Pantura, khususnya daerah Indramayu, Cirebon, dan Tegal ke Jakarta.
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
AKTIVITAS penangkapan ikan mengunakan bahan peledak masih terus berlangsung di perairan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para nelayan di wilayah terdampak mengatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi cuaca yang memburuk.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan
Komitmen kepolisian dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat, khususnya nelayan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved