Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
Dokter spesialis dermatologi lulusan Universitas Indonesia Arlene Rainamira menjelaskan risiko kebotakan rambut yang dapat dialami pria maupun wanita.
"Baik laki-laki maupun perempuan bisa memiliki masalah kebotakan. Itu bisa karena faktor keturunan atau genetik," kata Arlene di Jakarta Selatan, Kamis (25/7).
Jika sudah memiliki genetik kebotakan, penyakit tersebut sulit untuk dihindari. Masalah kebotakan biasanya terjadi pada pria saat memasuki usia 30-an dan wanita di atas usia 30-40 tahun.
Baca juga : Solusi Mengatasi Ancaman Kebotakan pada Rambut
"Alopesia atau kebotakan itu polanya. Biasanya mulai di depan, kemudian ke tengah. Lama-lama semakin tipis hingga botak secara keseluruhan," tutur dermatologis itu.
Ia pun membeberkan langkah-langkah untuk meminimalkan risiko tersebut. Arlene menyarankan agar pasien tetap merawat rambut secara rutin untuk menghindari masalah kesehatan rambut yang lebih parah.
"Pakai sampo yang dipijat di kulit kepala dan jangan digosok-gosok," kata Arlene.
Baca juga : Kiat Memilih dan Merawat Wig untuk Tampil Percaya Diri
Selanjutnya, gunakan conditioner di bagian batang rambut dan gunakan masker rambut sesuai kebutuhan. Jangan lupa untuk mengeringkan rambut dengan handuk selama kurang lebih lima menit tanpa memeras atau menggosoknya.
Saat kondisi kebotakan pada rambut sudah parah, Arlene menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar diberikan pengobatan yang sesuai, mulai dari pemberian obat hingga transplantasi rambut.
"Jika kebotakannya sudah ekstrem, memang harus dikonsultasikan ke dokter untuk diberikan pengobatan khusus," jelasnya.
Arlene menyebut masing-masing perawatan untuk mengatasi kebotakan memiliki risiko dan efek samping tertentu. Misalnya, pemberian obat yang tidak cocok dengan kondisi kesehatan pasien dapat menimbulkan iritasi hingga kemerahan, atau transplantasi rambut yang dapat menimbulkan infeksi jika pasien tidak menjaga kebersihan diri dan area transplantasi rambut dengan baik. (Ant/Z-11)
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
Menariknya, Ayu tidak hanya meraih penghargaan di bidang yang dikuasainya, yaitu dermatologi dan estetika saja, tetapi juga meraih penghargaan untuk kategori sosial dan budaya.
Sekitar enam bulan setelah transplantasi rambut, di area yang tadinya botak akan tumbuh rambut secara alami. Rambut baru tersebut perlu dirawat agar pertumbuhannya bisa optimal.
PERHIMPUNAN Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) menyoroti semakin maraknya klinik kecantikan yang dijalankan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki kualifikasi mumpuni.
Prosedur ini dapat digunakan sebagai monoterapi atau dikombinasi dengan prosedur kecantikan lainnya.
Materi training yaitu penggunaan filler, botulinum toxin & thread lift mulai dari basic anatomy hingga cara pengaplikasian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved