Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
RIBUAN perempuan dari sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya mengikuti flashmob poco-poco berkebaya yang diselenggarakan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu pagi.
Aksi massa yang diikuti para anggota Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Federasi Olahraga Kreasi Budaya Indonesia (FOKBI), dan juga sejumlah komunitas tersebut, merupakan rangkaian kegiatan Hari Berkebaya Nasional (HKN) yang puncaknya akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 24 Juli 2024.
“Dalam Kongres Kowani X, Presiden Soekarno mengatakan mengatakan bahwa kebaya bukan hanya sekadar kecantikan, lenggak-lenggok perempuan Indonesia. Akan tetapi punya makna yang dalam yakni kebaya yang digunakan perempuan Indonesia membuat kita semangat, karena identik dengan kesetaraan, perjuangan dan kemandirian perempuan Indonesia,” ujar Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, dalam sambutannya.
Baca juga : Kebaya Warisan Budaya Bersama Antar-Bangsa
Giwo menambahkan pada awalnya pihaknya mengundang sekitar 2.000 perempuan Indonesia untuk hadir dalam kegiatan tersebut, namun animo peserta membludak dan kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 3.000 peserta.
Melalui kegiatan tersebut, lanjut dia, memiliki makna bahwa kebaya merupakan warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan.
“Perempuan Indonesia berkebaya bukan hanya saat ini saja, tetapi sejak zaman Majapahit. Bahkan Laksamana Malahayati menggunakan kebaya saat menjadi panglima perang melawan Belanda,” terang dia.
Baca juga : Tangis Aaliyah Massaid Pecah saat Menerima Lamaran Thariq Halilintar
Giwo menambahkan kebaya juga memiliki makna yang mendalam, seperti kesetaraan dan pemberdayaan ekonomi. Dalam setiap helai kebaya dan aksesoris pendukungnya, terdapat perempuan yang menjadi pelaku UMKM.
“Melalui kebaya, terdapat upaya pemberdayaan ekonomi perempuan Indonesia. Kami harap dengan mengenakan kebaya, UMKM Indonesia dapat naik kelas,” harap dia.
Selain itu, kegiatan tersebut memiliki makna bahwa berkebaya tidak menghalangi perempuan dalam menjalankan aktivitasnya. Selama ini tertanam di benak masyarakat, berkebaya merepotkan. Padahal, sejak dulu perempuan Indonesia mengenakan kebaya dalam kesehariannya mulai dari ke pasar, berjualan, bertani, olahraga, dan sebagainya.
Baca juga : Bangga, Kebaya Indonesia Diiajukan ke UNESCO Sebagai Warisan Budaya
“Kami juga berharap kegiatan ini dapat memberi pesan pada generasi muda untuk mengenal budaya sendiri dan turut berperan melestarikannya,” imbuh dia.
Dalam kegiatan tersebut juga ditampilkan sejumlah aktivitas dengan mengenakan kebaya diantaranya permainan angklung hingga berkuda. Pelaksanaan HKN yang diselenggarakan untuk pertama kalinya tersebut, berdasarkan Kepres 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional. Peringatan HKN juga upaya sinergitas perempuan Indonesia dan juga di Asia Tenggara dalam mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda melalui joint nomination.
Puncak HKN 2024 akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo, dan dihadiri lebih dari 7.000 para perempuan Indonesia dari berbagai profesi dengan mengenakan kebaya.
Pelaksanaan HKN 2024 mengusung tema “Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya”, dan merupakan kerja sama Kowani, Kementerian pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, komunitas kebaya, media massa, dan pemangku kepentingan lainnya.
PERAYAAN Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia menjadi momen penuh makna bagi seluruh rakyat. Salah satu rakyat yang menyambutnya dengan semangat ialah Eni Joe.
“Kebaya bukan hanya warisan kain dan jahitan, melainkan cerita tentang perjalanan budaya, identitas, dan jati diri perempuan Indonesia,"
"Tugas kita bersama adalah menghidupi dan menghidupkan kebaya melalui berbagai aktivitas dan acara dengan dukungan bersama dari pemerintah, komunitas, serta seluruh masyarakat,"
Setiap 24 Juli, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kebaya Nasional sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya Nusantara.
Bagi Maudy Ayunda, kebaya jenis kutu baru menjadi favoritnya karena telah menemaninya dalam berbagai momen spesial dalam hidupnya, seperti wisuda hingga di pernikahannya.
Titi Radjo sering memadupadankan kebaya kutu baru dengan celana jeans atau kain Sumba.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved