Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERINTAH didesak bersikap adil dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada penyelenggara pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta. Hal ini disampaikan dalam rapat perkumpulan alumni sejumlah universitas dengan Panitia Kerja (Panja) Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI.
Panja mengundang Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta (Perluni-UAJ) serta organisasi alumni dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Trisakti (Usakti), untuk menerima pandangan mereka terkait arah kebijakan pendidikan nasional. Wakil Ketua Umum Perluni-UAJ Tarsisius Tukijan dan Christiana Chelsia Chan (Bidang Organisasi dan Tata Kelola) hadir di Gedung Nusantara 1 Kompleks Parlemen menyampaikan pemikiran kritis tentang arah kebijakan pendidikan nasional dan reformulasi anggaran fungsi Pendidikan, Rabu (3/7/2024).
Chelsia mendesak pemerintah bersikap adil dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada penyelenggara pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta. Tukijan menyampaikan poin-poin pemikiran kritis yang dirumuskan oleh tim kecil Perluni-UAJ seperti amanat konstitusi untuk mencerdaskan, beasiswa, dan keterlibatan organisasi alumni perguruan tinggi yang berkesinambungan.
Baca juga : Anggaran Pendidikan Dinilai tidak Efektif, Tersebar ke Banyak K/L dan Melanggar Konstitusi
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan Efendi menyambut positif pemikiran kritis yang disampaikan para pengurus organisasi alumni yang hadir, termasuk dari pengurus Perluni-UAJ. "Kami meminta ikatan alumni tetap aktif memberikan masukan kepada pemerintah untuk menyempurnakan kebijakan perguruan tinggi dengan memberikan kontribusi pemikiran secara kritis terhadap pembangunan pendidikan," kata Dede yang juga Ketua Panja Pembiayaan Pendidikan DPR.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Perluni-UAJ Michell Suharli dan Anggota Dewan Pengawas Perluni-UAJ Desy Ratnasari menaruh respek tinggi kepada wakil rakyat yang mau terbuka pada masukan dan pemikiran kritis dari kelompok intelektual dan cendekiawan. Pengurus organisasi alumni dari berbagai perguruan tinggi merupakan rakyat yang representatif untuk mewakili kelompok itu.
"Pengurus organisasi alumni ialah katalisator efektif yang memungkinkan komunitas intelektual dan cendekiawan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Para wakil rakyat di panja cerdas melibatkan mereka sebagai fresh eyes. Semoga pemerintah juga menempuh langkah brilian yang sama dalam format kreatif lain," kata Michell Suharli.
Baca juga : JPPI Sebut UKT Belum Berkeadilan dan Jauh dari Prinsip Inklusif
Desy Ratnasari memiliki harapan agar Indonesia memiliki basis angggaran pendidikan wajib dan gratis sampai level sarjana (S1) untuk seluruh anak Indonesia, guna mempersiapkan generasi Indonesia emas. Beasiswa S2-S3 menjadi bersifat inklusif untuk sebanyak mungkin dapat diterima oleh rakyat Indonesia.
"Biaya kuliah harus terjangkau peserta didik dari keluarga tidak mampu, baik berprestasi ataupun tidak. Karena prinsip pendidikan adalah mencerdaskan anak bangsa dan no one left behind," ujar Desy Ratnasari, artis yang kini aktif sebagai wakil rakyat.
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) ini sampai pada kesimpulan. Panja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR mendorong para ikatan alumni untuk memberikan kontribusi optimalnya dalam memperluas jaringan, relasi, peluang untuk sivitas akademika perguruan tinggi. (Z-2)
Penerapan TKA membutuhkan pengawasan juga pendampingan. Hal ini sebagai upaya menjamin objektivitas serta validitas hasil sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Unjaya menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kelembagaan Melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal Perguruan Tinggi.
EKOSISTEM pendidikan tinggi perlu didorong agar lebih inklusif dalam berbagai aspek. Hal itu harus diwujudkan demi menciptakan perguruan tinggi yang inovatif dan berdaya saing.
Rektor UII mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved