Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
BERBAGAI cara dilakukan sekolah untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan generasi muda pada budaya Indonesia, salah satunya melalui seni pertunjukan.
Seperti dilakukan SDS Global Mandiri Cibubur, yang menggelar pertunjukan kolosal dengan mengangkat kisah dari daerah-daerah di Indonesia.
Setelah Putri Hijau (2014), Mahapralaya (2016), dan Arung Palakka (2019), tahun ini SDS Global Mandiri Cibubur mengambil tema Ksatria Pringgondani yang menceritakan kisah legendaris Gatotkaca.
Baca juga : Pentas Seni Islam di Devotion Experience Sukses Memukau Masyarakat
Digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Sabtu (15/6), pagelaran akbar ini melibatkan 403 siswa yang terdiri atas 395 siswa sekolah dasar dan 8 siswa taman kanak-kanak Sekolah Global Mandiri Cibubur.
Sejumlah guru pun dilibatkan. Mereka berkolaborasi dengan Wayang Orang Bharata dan Jakarta E’ Music dalam pertunjukan yang memadukan unsur drama, tari, musik, vokal, dan paduan suara tersebut.
Ksatria Pringgondani menceritakan kisah tokoh pewayangan legendaris dari Pulau Jawa bernama Gatotkaca yang menunjukkan kepahlawanan dan pengorbanan demi memperjuangkan kebenaran di medan perang Kurusetra. Tokoh-tokoh pewayangan populer seperti, Arjuna, Bima, Yudhistira, Nakula, Sadewa hingga Punokawan turut ditampilkan dengan menawan oleh siswa SDS Global Mandiri Cibubur.
Baca juga : Saint Monica Jakarta School di ASEAN Fest 2023
Kepala SDS Global Mandiri Cibubur Dr Anna Budiatmi MPd menyampaikan pendidikan dasar adalah tempat yang tepat untuk memberikan pengenalan budaya Indonesia sejak dini.
"Seperti kita ketahui anak-anak sekarang itu lebih memilih budaya dari luar. Dengan kegiatan seperti ini, anak-anak mulai tahu tentang seni budaya Indonesia," ujar Anna.
Anna menekankan pentingnya pelestarian seni budaya daerah. Menurut dia, seni dan budaya tradisional asli daerah tidak boleh lenyap ditelan gegap gempitanya seni dan budaya milik bangsa asing.
Baca juga : Penaburnesia Jadi Momentum untuk Memahami Keragaman Budaya Nasional
"Anak-anak akan meresapi lekuk-lekuk nilai yang tersimpan dalam kesenian dan kebudayaan daerah yang lebih sesuai kepribadian bangsa Indonesia. Inilah salah satu landasan pagelaran seni dan budaya di SDS Global Mandiri Cibubur," ujar Anna.
Selain menumbuhkan kecintaan pada budaya nasional, pagelaran seni ini juga untuk menyalurkan bakat dan minat siswa, melatih kedisiplinan, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menjalin solidaritas, dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.
"Dalam pagelaran ini, guru, siswa, dan orang tua melalui PAB (Parents Advisory Board) SDS Global Mandiri Cibubur berkolaborasi memberikan yang terbaik. Mereka mempersiapkan ini hampir tujuh bulan berlatih di sekolah," tuturnya.
Baca juga : Menghidupkan Kembali Seni Kaligrafi dan UMKM di Kampung Lengkong Bersama Seala Syah Alam
Ketua Panitia Pagelaran Akbar Ardi Nursodik menambahkan pendidikan di sekolah bertujuan mengembangkan semua potensi siswa, baik akademik maupun non-akademik. "Pagelaran ini adalah salah satu wujudnya."
Dia berharap pagelaran kolosal dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi sekolah lain untuk selalu mengembangkan minat dan bakat siswa terutama dalam melestarikan budaya daerah agar tidak tertelan zaman.
"Masyarakat juga dapat meresapi keindahan warisan budaya Indonesia dengan menyaksikan pagelaran seni akbar seperti ini," pungkasnya. (H-2)
Melalui Polantas Menyapa, kampanye keselamatan diwujudkan dalam format dialog yang santai dan kreatif di tengah pusat keramaian.
MENGINJAK usia 80 tahun Indonesia merdeka dan berdemokrasi, Laboratorium Indonesia 2045 menilai hubungan partai politik dan konstituen semakin memburuk.
Indonesia tercatat memiliki 2.213 warisan budaya tak benda, meski baru 16 yang diakui UNESCO mulai dari wayang, batik, keris, hingga jamu dan reog.
Direktur SIPA Irawati Kusumorasri menyebut Patricia Arstuti sebagai representasi generasi Z yang mampu menjembatani nilai-nilai tradisional dengan ekspresi kekinian.
Thai Trade Center Jakarta, di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) Ministry of Commerce Thailand resmi membuka acara Thailand Week 2025 di Jakarta.
Penasihat Festival Bedhayan dari Swargaloka, Suryandoro, mengatakan, Bedhayan merupakan seni tari yang memiliki makna mendalam dan berbeda dengan tarian lainnya.
PERHIASAN itu tampak indah, diantaranya ada kalung, cincin, anting yang memiliki bentuk seperti daun semanggi (clover leaf). Rupanya, perhiasan bertajuk Star Leaf oleh Goldmart
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Dian Sastrowardoyo yang didapuk menjadi ikon Indonesia Bertutur 2024 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Seni tradisional Indonesia, sebagai benteng kebudayaan Nusantara, semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman.
Misi budaya yang ditampilkan dengan membawakan 7 tarian tanah air antara lain Tari Yapong, Tari Greget, Tari Tokecang, Tari Tortor, Tari Engbal, Tari Piring dan Tari Saman.
Menggelar acara di tempat terbuka seperti Candi Borobudur, membawa tantangan tersendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved