Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBANYAK 26 badak bercula satu di Ujung Kulon mati akibat perburuan liar. Polda Banten pun telah menetapkan sebanyak 13 tersangka dalam kasus tersebut.
Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Satyawan Pudyatmoko mengungkapkan, pihaknya masih melakukan klarifikasi terkait dengan kematian 26 badak tersebut.
“Kita harus masih pastikan, 26 itu kan jangka waktunya belum dijelaskan. Mungkin 26 sejak tahun 2010 atau 2015, kita tidak tahu,” kata Satyawan saat ditemui di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (1/6).
Baca juga : Dua Badak Jawa Lahir di Taman Nasional Ujung Kulon
Ia mengakui, dalam waktu dekat ini memang ada perburuan. Jika demikian, maka pihaknya akan langsung bergerak cepat, bekerja sama dengan Polda untuk melakukan tindakan penegakan hukum terhadap pelaku.
Adapun, untuk melakukan pemantauan terhadap populasi badak di Ujung Kulon, KLHK akan memasang camera trap yang lebih banyak dan merata agar mendapatkan jumlah yang pasti dari populasi badak saat ini.
“Selain itu untuk upaya pengembangbiakan, sedang akan kita lakukan upaya-upaya yang dilakukan di Way Kambas. Jadi dari ibu Menteri LHK ada arahan untuk melakukan semacam century yang ada di Ujung Kolon, dibangun untuk pengembangbiakan badak yang lebih aman,” pungkas Satyawan. (Ata/P-5)
Penetapan legalitas hutan adat mengutamakan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan masalah berkepanjangan di kemudian hari.
SEJAK lima tahun terakhir, pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap redistribusi aset melalui program Reforma Agraria.
Masyarakat adat yanMasyarakat yang masih mengandalkan tradisi turun-temurun dalam pengelolaan hutan adat sering kali tidak berdaya saat menghadapi kepentingan pihak eksternal
Kawasan gunung tampak gundul. Pohonpohon ditebang, lubang-lubang bekas galian tambang pun terlihat jelas.
PADA 2020 berdasarkan data KLHK luas hutan di seluruh Indonesia mencapai 95,6 juta hektare.
PAVILIUN Indonesia memaparkan sejumlah upaya pengendalian perubahan iklim dan keberhasilannya di ajang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP-24) di Katowice, Polandia.
Tentu hal tersebut akan lebih baik jika didukung sarana jalan yang memadai.
Kondisi habitat badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) terbukti masih baik, yang ditandai dengan kelahiran spesies bernama ilmiah Rhinoceros sondaicus itu.
Perubahan iklim bisa berdampak pada sebuah populasi satwa. Untuk itulah konservasi dibutuhkan.
Rekaman kelahiran kedua badak tersebut diperoleh Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK melalui camera trap.
Yayasan Auriga Nusantara melakukan kajian terhadap populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten. Dari kajian tersebut, diketahui sebanyak 15 ekor badak Jawa hilang.
Taman Nasional Ujung Kulon mempunyai peran yang luar biasa untuk mempertahankan habitat badak jawa. Saat ini populasi badak jawa hanya ada 80 ekor, dan itu hanya satu-satunya di dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved