Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENYELENGGARAAN World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali menarik perhatian dunia. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama, kalangan muda, masyarakat, dan pemerintah setempat sangatlah penting untuk menjamin kelancaran acara tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, menekankan pentingnya kerukunan dan dukungan dari masyarakat Bali sebagai kunci kesuksesan WWF.
“Kita ini bertumpu pada pariwisata, suksesnya event nasional dan internasional semakin dikenal dan dicintainya Bali sebagai destinasi pariwisata,” ujarnya.
Baca juga : Indonesia Hadirkan Tata Kelola Air Pamsimas dan Sanimas di World Water Forum 2024
Beliau juga meminta masyarakat Bali dan wisatawan untuk mendukung penuh kesuksesan acara ini demi nama bangsa dan negara.
Sementara itu Ketua Umum Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan Pasraman Satyam Eva Jayate (Rumah KAKEK), Ketut Udi Prayudi, juga menyatakan dukungannya. Menurutnya, visi Rumah KAKEK yang peduli pada persoalan air sejalan dengan tema WWF, “Air Untuk Kesejahteraan Bersama”.
“Rumah KAKEK menerapkan sumur resapan dan mengolah sampah organik menjadi Eco Enzyme untuk meningkatkan mutu air,” ungkap Udi Prayudi.
Baca juga : Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadiri World Water Forum Ke-10 di Bali
Dukungan juga datang dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali. Ketua Pengurus Daerah KMHDI Bali, Putu Dika Adi Suantara, berharap WWF dapat memberikan solusi pengelolaan air yang tepat bagi Bali. “WWF ini diharapkan punya efek positif yang berkelanjutan bagi masa depan air di Bali,” ujarnya.
Pada saat yang sama Forum Alumni KMHDI Bali yang dipimpin oleh I Ketut Sae Tanju juga mendukung penuh WWF ke-10. Menurutnya, kegiatan ini akan memberi dampak positif bagi pariwisata dan perekonomian Bali. “Event internasional ini berpotensi mendatangkan investasi dan hibah, serta memberikan pengalaman pariwisata yang berkualitas bagi para delegasi,” katanya.
Sebelumnya Tokoh masyarakat Bali, I Gusti Ngurah Harta, memastikan bahwa Bali siap menggelar WWF ke-10. “Situasi Bali sangat kondusif. Desa adat berperan penting dalam menjaga keamanan,” ujarnya.
Ngurah Harta juga mengapresiasi keterlibatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mengamankan acara tersebut.
Dengan dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat Bali, diharapkan WWF ke-10 tidak hanya sukses dalam penyelenggaraannya tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi pengelolaan sumber daya air di Bali dan dunia. (H-2)
Polisi juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum dikonfirmasi.
HARGA jual dan penyewaan properti di Bali terus meningkat dari tahun ke tahun dengan proyeksi kenaikan dan imbal hasil sewa (rental yield) yang menjanjikan.
INSIDEN kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Sanur, Denpasar, Bali, pada Rabu (4/6), mendapat sorotan tajam dari anggota Komisi VII DPR Bambang Haryo Soekartono (BHS).
PEMERINTAH Australia seperti dikutip dari Canberra Times, melakukan pembaruan dari situs Smartraveller beberapa hari yang lalu.
Sebanyak 28 warga atau 7 kepala keluarga yang saat ini mengungsi akibat sanksi adat.
Produk utama dari KWT Sari Amerta Giri adalah kopi bubuk yang produksinya dalam sebulan bisa mencapai 100-150 kg.
SUNGAI adalah indikator kemajuan. Pemulihan dan penataan aliran sungai merupakan pekerjaan strategis, karena menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Kerusakan ginjal bisa memberi dampak kesehatan serius bagi organ tubuh lainnya seperti jantung, hati, dan bahkan otak.
Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2020, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami kelangkaan atau krisis air bersih pada 2045.
Batu ginjal terbentuk dari endapan mineral, garam, dan zat sisa lainnya yang mengkristal akibat kebiasaan kurang minum.
Sebuah studi mengungkap air mungkin terbentuk jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, hanya 100-200 juta tahun setelah Big Bang.
Sebuah penelitian terbaru mengungkap air sudah mulai terbentuk di alam semesta lebih awal dari yang diperkirakan, hanya 100-200 juta tahun setelah Big Bang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved